Petualangan Sabil: Menggugah Kesadaran Lalu Lintas Pada Anak Usia Dini

Halo! Para sahabat yang budiman, Dalam dunia yang semakin sibuk, pentingnya kesadaran akan lalu lintas tak bisa diabaikan, terutama di kalangan anak-anak. Cerpen “Petualangan Sabil” mengisahkan seorang anak ceria bernama Sabil yang berupaya mengedukasi teman-temannya tentang keselamatan lalu lintas. Melalui kampanye kreatif dan menyenangkan, Sabil dan sahabat-sahabatnya menunjukkan betapa pentingnya mematuhi rambu lalu lintas dan menjaga keselamatan di jalan. Temukan bagaimana semangat, keceriaan, dan kepandaian Sabil menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih sadar akan keselamatan lalu lintas, serta ajak anak-anak Anda untuk belajar lebih banyak tentang keselamatan saat beraktivitas di jalan raya. Mari kita simak kisah menarik ini!

 

Menggugah Kesadaran Lalu Lintas Pada Anak Usia Dini

Sabil Dan Pagi Ceria Di Taman

Pagi itu, mentari bersinar cerah, memancarkan sinar keemasan yang menghangatkan bumi. Sabil, seorang anak berusia enam tahun yang penuh semangat, melompat dari tempat tidurnya dengan energi yang melimpah. Hari ini adalah hari istimewa. Ia dan teman-temannya berencana untuk bermain di taman dekat rumah sambil belajar tentang lalu lintas. Sabil sangat menyukai permainan dan tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya.

Setelah sarapan cepat, Sabil mengenakan kaus biru kesukaannya dengan gambar mobil balap yang cerah. Ia memeriksa jam di dinding waktu menunjukkan pukul 8:00. “Ayo, Sabil! Kita harus berangkat sekarang!” teriak ibunya dari dapur. Dengan semangat, Sabil mengambil sepeda mini berwarna merahnya dan meluncur ke luar rumah, menikmati udara segar yang penuh aroma bunga yang sedang bermekaran.

Sesampainya di taman, Sabil melihat teman-temannya sudah berkumpul. Ada Nia, si gadis cerdas yang selalu membawa buku tentang berbagai jenis kendaraan; Riko, si pemimpin kelompok yang suka memimpin permainan; dan Tania, yang selalu bisa membuat semua orang tertawa. Mereka saling menyapa dengan ceria, dan wajah-wajah mereka bersinar seperti matahari pagi.

“Selamat datang di taman lalu lintas kita!” seru Riko, menggenggam mainan mobil kecil yang mereka gunakan untuk bermain. “Hari ini, kita akan belajar bagaimana cara menyeberang jalan dengan aman!” Sabil merasa bangga mendengar rencana itu. Ia tahu bahwa belajar tentang keselamatan lalu lintas sangat penting, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan bermain.

Setelah merencanakan permainan, mereka mulai membuat jalur lalu lintas mini dengan menggunakan kapur warna-warni. Sabil dan teman-temannya menggambar garis putus-putus untuk jalan, membuat rambu-rambu lalu lintas dari daun, dan menciptakan zona penyeberangan. Setiap langkah yang mereka lakukan diwarnai dengan tawa dan sorak-sorai, menciptakan suasana yang penuh keceriaan.

“Ini adalah jalan raya!” teriak Nia, menunjuk pada jalur yang telah mereka buat. “Di sini kita bisa mengendarai mobil dan sepeda!” Tania yang juga sangat kreatif, membuat suara-suara lucu seolah-olah menjadi mobil yang melaju cepat. Semua anak tertawa terbahak-bahak, suasana semakin hidup. Sabil mengemudikan sepeda mini merahnya dengan penuh semangat, meluncur di jalur yang telah mereka buat.

Setelah beberapa saat, mereka memutuskan untuk bermain peran. Riko menjadi polisi lalu lintas yang akan mengatur kendaraan, sementara Sabil dan teman-temannya berperan sebagai pengendara dan pejalan kaki. “Ingat, saat lampu merah, kita harus berhenti!” kata Riko dengan tegas, sambil mengangkat tangannya. Mereka semua mengangguk, mengingat pelajaran penting tentang keselamatan jalan raya.

Permainan berlangsung dengan ceria. Sabil dan teman-temannya berlatih menyeberang jalan dengan aman, berhenti di lampu merah, dan bahkan belajar untuk memberikan isyarat saat berbelok. Tawa dan sorak-sorai mereka menggema di taman, menciptakan momen kebahagiaan yang tak terlupakan. Setiap kali mereka berhasil menyeberang dengan aman, mereka bersorak dan berpelukan satu sama lain.

Ketika matahari mulai mendekati puncaknya, Sabil merasa bangga. Ia tidak hanya bersenang-senang dengan teman-temannya, tetapi juga belajar banyak tentang lalu lintas. Dengan semangat, ia menyadari bahwa bermain di taman tidak hanya mengasyikkan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga. Hari itu, Sabil dan teman-temannya tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga pengamat cerdas yang siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

Pagi yang ceria itu diakhiri dengan penuh kebahagiaan. Mereka semua berjanji untuk melanjutkan permainan ini setiap minggu dan membawa teman-teman lain untuk belajar bersama. Sabil pulang dengan hati yang penuh, merasa bersyukur atas pengalaman indahnya di taman. “Hari ini adalah hari terbaik!” seru Sabil saat melambai ke arah teman-temannya, berharap petualangan seru di dunia lalu lintas akan berlanjut di bab selanjutnya.

 

Hari Baru Dan Pelajaran Berharga

Setelah hari yang menyenangkan di taman, Sabil tidak bisa tidur dengan tenang. Dalam pikirannya, terbayang kembali semua tawa dan keseruan yang ia alami bersama teman-temannya. Baginya, pelajaran tentang lalu lintas bukan hanya sekadar informasi, tetapi sebuah petualangan yang menyenangkan. Dengan semangat yang membara, ia tahu bahwa hari ini akan menjadi lebih seru.

Pagi itu, Sabil bangun lebih awal dari biasanya. Ia mengenakan kaus putih kesukaannya yang bertuliskan “Lalu Lintas Aman” dan celana pendek berwarna biru. Ia bergegas sarapan, tidak sabar untuk bertemu teman-temannya lagi. Ibu Sabil, yang melihat semangat putranya, tersenyum dan mempersiapkan bekal untuk dibawa ke taman. “Hari ini kita bawa sandwich dan jus jeruk, ya?” tanya ibunya. “Baik, Bu! Enak sekali!” jawab Sabil dengan penuh semangat.

Baca juga:  Cerpen Tentang Kemanusiaan: Kisah Remaja Hadapi Keadilan Kemanusiaan

Setelah sarapan, Sabil mengendarai sepeda mini merahnya menuju taman. Hari itu tampak cerah, dan langit biru bersih tanpa awan. Di jalan, ia melihat beberapa kendaraan melintas dan di dalam hatinya, ia mengingat semua pelajaran yang telah didapatkan. Sabil berusaha untuk selalu berhati-hati, menunggu di belakang garis penyeberangan hingga kendaraan berhenti sebelum ia melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di taman, Sabil melihat teman-temannya sudah menunggu. Nia sedang membaca buku tentang kendaraan yang berbeda, Riko membawa alat permainan baru, dan Tania tampak ceria sambil mengajak anak-anak lain untuk bergabung. “Sabil! Ayo, kita mulai permainan baru!” teriak Tania, menambahkan semangat pada suasana ceria di pagi hari itu.

Riko, yang selalu kreatif, mengusulkan sebuah permainan baru: “Hari ini kita akan bermain simulasi jalan raya! Setiap orang akan mengambil peran sebagai pengendara, polisi, atau pejalan kaki. Kita akan membuat situasi lalu lintas yang nyata!” Semua anak menyetujui ide itu dengan penuh antusiasme.

Mereka mulai menggambar peta jalan dengan kapur warna-warni. Sabil dan Nia bekerja sama menggambar jalan raya, sedangkan Riko dan Tania menggambar rambu-rambu lalu lintas. Sabil merasa bangga bisa ikut berkontribusi dan belajar sambil bermain. Tak lama kemudian, mereka menyelesaikan peta dan siap memulai permainan.

“Siapa yang mau jadi polisi lalu lintas?” tanya Riko, mengangkat tangannya. Sabil mengangkat tangan, “Aku mau!” Ia merasa senang bisa memimpin dan mengatur lalu lintas. Tania dan Nia berdiri di sisi jalan, siap untuk menyeberang, sementara Riko dan Sabil bersiap menjadi pengemudi yang bertanggung jawab.

Sabil memberikan instruksi dengan percaya diri, “Saat lampu hijau, kita bisa jalan. Tapi ingat, saat lampu merah, kita harus berhenti!” Semua teman-temannya mengangguk, memperhatikan dengan seksama. Mereka memulai permainan dan suasana semakin seru. Sabil berlari di sepanjang jalan, berpura-pura mengatur lalu lintas sambil berteriak, “Ayo, jalan! Lampu hijau!” Semua anak tertawa dan berlari mengelilingi peta yang telah mereka buat.

Ketika mereka bermain, Sabil melihat bagaimana pentingnya kepatuhan pada peraturan lalu lintas. Ia menjelaskan kepada teman-temannya tentang berbagai jenis kendaraan, seperti mobil, motor, dan sepeda. “Kita harus selalu memperhatikan kendaraan besar, karena mereka tidak selalu melihat kita!” kata Sabil. Teman-temannya mendengarkan dengan seksama, belajar sambil bersenang-senang.

Di tengah permainan, tiba-tiba Riko berpura-pura menjadi pengemudi yang tidak sabar. Ia mengemudikan mobil mainan dengan sangat cepat, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. “Awas! Awas!” teriak Tania, berusaha menyeberang jalan. Sabil, sebagai polisi lalu lintas, langsung menghentikan Riko dengan serius. “Hei, Riko! Kita tidak boleh melanggar aturan lalu lintas! Ingat, keselamatan kita yang paling penting!”

Riko tertawa dan berkata, “Baiklah, baiklah! Aku akan berhenti!” Semua anak tertawa dan menyadari bahwa permainan itu bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk belajar. Mereka merasakan betapa pentingnya menjaga keselamatan dan saling menghormati di jalan raya.

Setelah beberapa putaran permainan, mereka duduk bersama di bawah pohon rindang, menikmati bekal yang telah dibawa Sabil. Sandwich dan jus jeruk terasa sangat nikmat setelah bermain aktif. Sabil dan teman-temannya berbagi cerita, saling bercerita tentang pengalaman masing-masing dan berjanji untuk terus belajar tentang lalu lintas dengan cara yang menyenangkan.

Hari itu berakhir dengan ceria. Sabil merasa bahagia bisa belajar dan bermain bersama teman-temannya. Ia pulang dengan senyum lebar, bertekad untuk terus menjadi pengemudi yang baik dan berbagi pengetahuan tentang lalu lintas kepada lebih banyak orang. “Besok kita akan bermain lagi, ya?” Sabil mengajak semua temannya. “Tentu saja!” seru mereka serempak, mengakhiri hari yang penuh keceriaan dan pelajaran berharga.

 

Petualangan Di Jalur Lalu Lintas

Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu Sabil dan teman-temannya. Setelah dua hari bermain simulasi lalu lintas, mereka sepakat untuk melakukan petualangan nyata di jalur lalu lintas yang aman di sekitar lingkungan mereka. Sabil sangat bersemangat; dia sudah membayangkan betapa serunya menjelajahi dunia lalu lintas dengan teman-temannya.

Pagi itu, Sabil bangun lebih awal, sama seperti sebelumnya. Ia mengenakan kaus biru dengan gambar mobil balap di bagian depan dan celana pendek kesukaannya. Setelah sarapan, dia melompat ke sepeda mini merahnya, siap untuk bertemu teman-temannya. Hatinya dipenuhi kebahagiaan dan semangat untuk menjelajahi dunia di sekelilingnya.

Sesampainya di taman, Sabil melihat Tania dan Nia sudah menunggu. Riko belum tiba, jadi mereka memutuskan untuk bersiap-siap. “Hari ini kita akan mengamati lalu lintas yang sebenarnya! Kita akan melihat bagaimana mobil, motor, dan pejalan kaki berinteraksi di jalan!” ujar Sabil penuh semangat.

Baca juga:  Cerpen Tentang Realisasi: Kisah Remaja Mewujudkan Rencananya

Tania mengangguk setuju. “Aku sudah membawa buku catatan untuk mencatat hal-hal menarik yang kita lihat!” Dia membuka ranselnya dan menunjukkan buku catatan berwarna merah muda yang dihias stiker bintang. Nia menambahkan, “Kita juga harus menggambar beberapa rambu lalu lintas yang kita lihat!”

Tak lama kemudian, Riko tiba dengan sepeda kuningnya, tersenyum lebar. “Maaf telat! Aku sempat melihat sebuah truk besar lewat!” kata Riko dengan wajah berbinar. Setelah semua siap, mereka memulai perjalanan ke jalur lalu lintas terdekat.

Setelah beberapa menit bersepeda, mereka tiba di sebuah jalan kecil yang ramai dengan kendaraan. Sabil memimpin kelompoknya, dengan Tania dan Nia di sampingnya, sementara Riko berada di belakang, menyiapkan buku catatan untuk mencatat semua yang mereka lihat.

Saat mereka berjalan di tepi jalan, Sabil mengingatkan teman-temannya, “Ingat, kita harus berhati-hati dan tidak bermain di dekat jalan raya. Kita hanya akan mengamati dan mencatat.” Semua anak mengangguk, serius mengikuti arahan Sabil. Mereka mulai memperhatikan mobil yang lewat dengan berbagai warna dan jenis.

“Lihat! Itu mobil polisi!” teriak Tania sambil menunjuk sebuah mobil berwarna biru yang bersirine. Sabil, dengan penuh semangat, berkata, “Mobil polisi membantu menjaga keamanan lalu lintas. Mereka selalu siap membantu jika ada masalah!” Semua anak mengamati dengan saksama ketika mobil polisi itu melintas.

Tak jauh dari situ, mereka melihat pejalan kaki yang menunggu di lampu merah. “Lihat cara mereka menunggu!” Nia berkomentar. “Mereka sangat sabar dan tidak melanggar aturan.” Sabil setuju, “Iya! Itu contoh yang baik bagi kita semua. Kita harus selalu menunggu di belakang garis penyeberangan.”

Sambil mengamati, mereka beranjak ke jembatan kecil yang ada di dekat jalan. Dari sana, mereka bisa melihat lebih jelas arus lalu lintas. Tiba-tiba, Sabil melihat sebuah bus berwarna kuning cerah yang berhenti di halte. “Wow, itu bus sekolah! Banyak anak-anak di dalamnya!” kata Sabil dengan riang. Riko langsung mencatatnya di buku catatan, “Bus sekolah sangat penting untuk membawa anak-anak ke sekolah.”

Selama perjalanan, mereka juga melihat seorang pengendara sepeda yang melanggar rambu lalu lintas. “Lihat, dia tidak berhenti di lampu merah!” teriak Nia, tampak khawatir. Sabil menjelaskan, “Kita harus belajar dari ini. Melanggar aturan lalu lintas bisa sangat berbahaya.” Teman-teman Sabil mengangguk, menyadari betapa pentingnya kepatuhan pada peraturan.

Tak lama setelah itu, mereka mendengar suara klakson dari mobil yang terjebak dalam kemacetan. Sabil berbalik dan melihat seorang pengemudi yang tampak frustasi. “Kita bisa lihat bagaimana kemacetan terjadi. Mungkin karena terlalu banyak mobil di jalan,” ujar Tania sambil mencatatnya. “Kita harus ingat, sabar adalah kunci dalam situasi seperti ini!”

Setelah beberapa jam menjelajahi jalur lalu lintas, mereka berhenti di sebuah taman kecil untuk istirahat. Sabil, Tania, Nia, dan Riko duduk di bangku taman, saling berbagi pengalaman dan catatan. Tania menunjukkan gambar rambu lalu lintas yang ia buat, sedangkan Nia membaca kembali catatannya. “Aku menulis tentang semua kendaraan yang kita lihat dan apa yang mereka lakukan,” katanya dengan bangga.

Sabil merasa bangga dan bahagia melihat teman-temannya belajar dengan antusias. “Kita bisa membuat poster tentang lalu lintas dan menyebarkannya di sekolah,” usul Sabil. Semua setuju, dan mereka mulai merencanakan poster yang akan menggambarkan pentingnya keselamatan di jalan.

Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan pulang dengan semangat baru. Sabil mengayuh sepedanya lebih cepat, membayangkan bagaimana mereka bisa menginspirasi teman-teman lain untuk lebih sadar akan keselamatan lalu lintas. Hari itu menjadi lebih dari sekadar petualangan; itu adalah pengalaman berharga yang mengajarkan mereka pentingnya kesadaran, kepatuhan, dan saling menghormati di jalan raya.

Sesampainya di rumah, Sabil merasa puas dan bahagia. Ia tidak hanya menjelajahi dunia lalu lintas, tetapi juga belajar banyak hal baru yang akan dibagikannya kepada orang lain. Hari itu, dia mengerti bahwa pendidikan dan permainan bisa berjalan beriringan, dan ia sangat bersyukur bisa berbagi pengalaman itu dengan teman-temannya. Sabil mengakhiri harinya dengan senyuman, berharap untuk petualangan baru yang lebih seru di hari berikutnya.

 

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas

Hari Senin pagi yang cerah di sekolah Sabil dimulai dengan semangat yang menggebu. Setelah petualangan mereka di jalur lalu lintas pada akhir pekan, Sabil dan teman-temannya, Tania, Nia, dan Riko, sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk dibagikan kepada seluruh siswa di sekolah. Mereka berencana mengadakan kampanye keselamatan lalu lintas!

Sabil bangun lebih awal, tidak sabar untuk melihat rencana mereka terwujud. Dengan penuh antusias, ia mengenakan kaus berwarna kuning cerah yang bertuliskan “Keselamatan Itu Penting!” dan celana jeansnya yang nyaman. Ia menghabiskan waktu sarapan dengan cepat dan langsung bergegas menuju sekolah dengan sepeda mini merahnya.

Baca juga:  Romansa Bahagia Sellwa: Kisah Cinta Yang Menghangatkan Hati

Sesampainya di sekolah, Sabil melihat teman-temannya sudah berkumpul di dekat lapangan. Tania tampak sangat bersemangat, sambil memegang poster-poster warna-warni yang mereka buat selama akhir pekan. “Sabil! Lihat ini!” serunya, memperlihatkan poster besar bertuliskan “Patuhilah Lalu Lintas untuk Keselamatan Kita Semua!” dengan gambar mobil, sepeda, dan pejalan kaki.

Nia, yang selalu penuh ide, menambahkan, “Aku juga membawa beberapa selebaran untuk dibagikan. Kita bisa memberikan informasi tentang rambu lalu lintas dan pentingnya mematuhi aturan!” Riko mengangguk, memegang spanduk yang sudah mereka siapkan. “Kita akan melakukan ini dengan cara yang menyenangkan! Mari kita ajak teman-teman lain untuk bergabung!”

Sabil merasa bangga melihat semangat teman-temannya. Mereka segera mengatur tempat di lapangan untuk memulai kampanye. Mereka menempelkan poster-poster di papan pengumuman dan menyusun meja untuk membagikan selebaran. Tidak lama kemudian, bel sekolah berbunyi, dan siswa-siswa mulai berkumpul di lapangan.

Dengan suara ceria, Sabil berdiri di depan teman-temannya dan menyapa semua siswa. “Hai semuanya! Kami ingin mengingatkan betapa pentingnya keselamatan di jalan raya. Kita harus selalu patuh pada rambu lalu lintas agar kita semua bisa selamat!”

Tania melanjutkan, “Kami membuat poster dan selebaran untuk membantu kalian mengenal rambu lalu lintas. Mari kita jaga keselamatan bersama!” Siswa-siswa tampak tertarik dan mulai berkumpul di sekitar meja mereka.

Riko, yang memiliki bakat menggambar, mulai menggambar rambu-rambu lalu lintas di papan tulis. “Siapa yang tahu apa arti rambu ini?” tanyanya sambil menunjukkan gambar rambu stop. Seorang siswa di depan menjawab, “Itu artinya berhenti!” Riko tersenyum dan berkata, “Tepat sekali! Kita harus selalu berhenti di rambu ini agar tidak terjadi kecelakaan.”

Nia kemudian menunjukkan gambar rambu lain. “Dan ini adalah rambu jalan raya! Saat kita berjalan di jalan, kita harus tetap di trotoar dan menunggu di tempat penyeberangan.” Semua siswa mengangguk, tampak paham dengan apa yang dijelaskan.

Setelah sesi tanya jawab yang menyenangkan, mereka mulai membagikan selebaran kepada setiap siswa yang lewat. Sabil dan teman-temannya menjelaskan informasi yang ada di dalam selebaran dengan ceria, berusaha membuat semua orang mengerti betapa pentingnya keselamatan lalu lintas. “Ayo, kalian bisa membantu! Ingatkan teman-teman kalian untuk selalu berhati-hati saat berkendara atau berjalan di jalan!” ajak Sabil.

Kampanye itu berlangsung meriah. Mereka juga mempersiapkan permainan kecil untuk menarik perhatian. Sabil memimpin permainan “Tebak Rambu”, di mana siswa dapat menebak nama rambu lalu lintas hanya dari gambar yang ditunjukkan. Anak-anak lain tampak senang dan bersemangat untuk ikut serta.

Ketika salah satu siswa berhasil menebak dengan benar, mereka semua bersorak dan memberikan aplaus. Semangat kebersamaan yang menyenangkan membuat suasana semakin ceria. Tidak hanya itu, mereka juga membuat stiker kecil dengan tulisan “Saya Peduli Keselamatan Lalu Lintas!” untuk dibagikan kepada semua yang berpartisipasi.

Setelah selesai, Sabil dan teman-temannya merasa bangga. Mereka melihat anak-anak lain tertawa dan berbagi cerita tentang pengalaman mereka di jalan. Sabil berkata, “Lihat, teman-teman! Kampanye kita berhasil! Kita berhasil membuat semua orang sadar akan pentingnya keselamatan!”

Tania, dengan senyum lebar di wajahnya, menambahkan, “Dan kita sudah menjadikan hari ini sebagai hari yang menyenangkan! Semoga semua ini bisa membantu kita menjaga keselamatan di jalan raya.” Semua siswa setuju, dan suasana menjadi lebih meriah dengan tawa dan percakapan.

Ketika kampanye selesai, Sabil merasa sangat bahagia. Dia tidak hanya belajar banyak tentang keselamatan lalu lintas, tetapi juga merasakan kebahagiaan berbagi pengetahuan dengan teman-temannya. Dia mengerti bahwa dengan semangat dan kerja sama, mereka bisa membuat perubahan yang baik di komunitas mereka.

Saat pulang, Sabil dan teman-temannya berbicara tentang rencana berikutnya. “Kita harus melakukan lebih banyak kampanye seperti ini!” Riko berpendapat. “Kita bisa pergi ke sekolah-sekolah lain dan mengajak lebih banyak teman untuk peduli pada keselamatan lalu lintas!” Semua sepakat, bersemangat merencanakan kegiatan seru lainnya.

Hari itu, Sabil mengakhiri dengan senyuman puas. Dia beruntung memiliki teman-teman yang sejiwa dan semangat. Petualangan baru menunggu di depan, dan dia siap untuk menjelajah lebih jauh, menjaga keselamatan dan kebahagiaan di setiap langkahnya.

 

 

Sebagai penutup, cerita “Petualangan Sabil” tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran lalu lintas sejak dini. Melalui keceriaan dan semangat Sabil, kita diajak untuk lebih memahami dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, demi keselamatan kita dan orang-orang di sekitar. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua, terutama para orang tua dan pendidik, untuk terus mendidik generasi mendatang agar tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan peduli akan keselamatan. Terima kasih telah membaca cerita ini! Kami berharap Anda dan anak-anak dapat mengambil pelajaran berharga dari petualangan Sabil. Sampai jumpa di cerita selanjutnya, dan tetaplah berbagi keceriaan serta pengetahuan dengan orang-orang terkasih!

Leave a Comment