Pengertian Definisi Penyimpangan Menurut Para Ahli
Penyimpangan adalah fenomena atau perilaku yang melanggar norma-norma atau aturan yang telah ditetapkan dalam masyarakat. Dalam bidang sosiologi, penyimpangan sering kali diasosiasikan dengan perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. Para ahli telah memberikan definisi-definisi penyimpangan yang beragam berdasarkan perspektif dan pendekatan yang digunakan. Berikut ini adalah 10 pengertian menurut ahli terkemuka definisi penyimpangan menurut para ahli dengan penjelasan terperinci.
1. Edwin M. Lemert
Menurut Edwin M. Lemert, penyimpangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer terjadi ketika seseorang melanggar norma-norma sosial untuk pertama kalinya. Sedangkan penyimpangan sekunder terjadi ketika seseorang terus-menerus melanggar norma-norma sosial dan mulai identifikasi diri sebagai seorang penyimpang.
2. Robert K. Merton
Robert K. Merton mengemukakan konsep anomie untuk menjelaskan penyimpangan. Menurutnya, anomie terjadi ketika terdapat kesenjangan antara tujuan masyarakat yang dianggap penting dan sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Individu yang mengalami anomie cenderung melakukan penyimpangan untuk mencapai tujuan tersebut secara tidak konvensional.
3. Howard S. Becker
Howard S. Becker melihat penyimpangan sebagai konstruksi sosial yang timbul dari interaksi antara individu dan kelompok sosial. Menurutnya, perilaku yang dianggap sebagai penyimpangan merupakan hasil dari proses labelling atau labeling oleh masyarakat. Masyarakat memberi label kepada individu sehingga mereka dianggap sebagai penyimpang dan perilaku mereka dianggap melanggar norma-norma sosial.
4. Travis Hirschi
Travis Hirschi menyebutkan bahwa penyimpangan terjadi ketika individu merasakan kurangnya kontrol sosial. Kontrol sosial dapat meliputi pengawasan orang tua, keterlibatan dalam kegiatan positif, pengikatan emosional terhadap orang lain, dan keyakinan pada nilai-nilai yang sah. Ketika individu memiliki kurangnya kontrol sosial, mereka cenderung melakukan penyimpangan.
5. Emile Durkheim
Emile Durkheim memandang penyimpangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Menurutnya, penyimpangan muncul sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian norma antara individu dan masyarakat. Durkheim menekankan bahwa penyimpangan dapat memiliki dampak positif karena dapat memicu perubahan dan inovasi dalam masyarakat.
6. Robert M. Maclver dan Charles H. Page
Menurut Robert M. Maclver dan Charles H. Page, penyimpangan adalah kesenjangan antara ekspektasi sosial tentang perilaku yang diharapkan dan kenyataan perilaku individu. Penyimpangan terjadi ketika individu tidak memenuhi norma-norma yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
7. Kai T. Erikson
Kai T. Erikson mengemukakan teori “pemrosesan hukum” untuk menjelaskan penyimpangan. Menurutnya, penyimpangan terjadi ketika individu melanggar hukum dan menjalani proses pemrosesan hukum yang melibatkan polisi, pengadilan, dan sistem peradilan. Proses pemrosesan hukum dapat mempengaruhi identitas individu sehingga mereka menginternalisasi identitas sebagai penyimpang.
8. Howard S. Becker dan Jock Young
Howard S. Becker dan Jock Young mengemukakan konsep “konstruksi sosial dari penyimpangan”. Menurut mereka, penyimpangan bukanlah perilaku yang intrinsik buruk atau negatif, melainkan adalah konstruksi sosial yang berbeda dari norma-norma sosial. Penyimpangan dapat berbeda dalam masyarakat yang berbeda dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik.
9. William F. Whyte
William F. Whyte mengemukakan teori penyimpangan sebagai akibat dari subkultur yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, individu dalam subkultur tertentu memiliki norma-norma dan nilai-nilai yang berbeda, sehingga perilaku yang dianggap sebagai penyimpangan oleh masyarakat umum mungkin dianggap sebagai perilaku yang biasa dalam subkultur tersebut.
10. Sutherland dan Cressey
Sutherland dan Cressey mengemukakan teori pengganggu. Menurut mereka, individu yang melakukan penyimpangan memiliki perbedaan struktural dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Individu yang memiliki skema pikir yang rusak cenderung melakukan penyimpangan karena mereka tidak memahami atau menghormati nilai-nilai sosial yang berlaku.
Kelebihan Definisi Penyimpangan Menurut Para Ahli
1. Beragam Perspektif
Definisi-definisi penyimpangan menurut para ahli memberikan gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif tentang fenomena penyimpangan. Dengan beragam perspektif yang dihadirkan, kita dapat memahami penyimpangan dari berbagai sudut pandang dan memperoleh wawasan yang lebih kaya.
2. Penghormatan Terhadap Konteks Sosial
Definisi-definisi penyimpangan juga mengakui pentingnya konteks sosial dalam memahami dan menjelaskan penyimpangan. Setiap definisi menekankan interaksi individu dengan masyarakat dan norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, definisi-definisi ini tidak melihat penyimpangan secara isolatif, melainkan dalam konteks yang luas.
3. Memperhatikan Faktor Internal dan Eksternal
Para ahli juga mengakui pentingnya mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dalam penyimpangan. Beberapa definisi menekankan pengaruh lingkungan sosial, sementara yang lain mengarahkan perhatian pada faktor internal individu seperti kontrol sosial dan identitas. Hal ini membantu kita memahami penyimpangan sebagai hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi.
4. Mendorong Perubahan dan Inovasi
Beberapa definisi, seperti yang dikemukakan oleh Emile Durkheim, menyoroti potensi positif penyimpangan dalam masyarakat. Penyimpangan dapat memicu perubahan dan inovasi, yang pada gilirannya dapat membawa kemajuan sosial. Dengan memahami kelebihan ini, masyarakat dapat membuka pikiran mereka dan menerima perubahan dengan lebih terbuka.
Kekurangan Definisi Penyimpangan Menurut Para Ahli
1. Tidak Ada Definisi yang Mutlak
Kekurangan utama dalam definisi-definisi penyimpangan adalah bahwa tidak ada definisi yang mutlak atau universal. Setiap definisi didasarkan pada perspektif, teori, dan pendekatan tertentu, yang dapat berbeda antara satu ahli dengan yang lainnya. Hal ini menyebabkan keragaman dan menghasilkan penafsiran yang berbeda-beda terhadap penyimpangan.
2. Kelalaian Terhadap Aspek Budaya
Beberapa definisi mungkin mengabaikan aspek budaya dalam memahami penyimpangan. Faktor budaya, seperti tradisi, nilai, dan norma-norma kultural, dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian terhadap perilaku yang dianggap sebagai penyimpangan. Oleh karena itu, pengabaian terhadap aspek budaya dapat menyebabkan pemahaman yang tidak lengkap tentang penyimpangan.
3. Tidak Mengatasi Variasi Kontekstual
Definisi-definisi penyimpangan cenderung tidak mempertimbangkan variasi kontekstual yang ada dalam masyarakat. Norma-norma sosial dan pandangan terhadap penyimpangan dapat bervariasi antara budaya, kelompok sosial, dan waktu. Oleh karena itu, definisi-definisi ini tidak selalu dapat diterapkan dengan sempurna pada semua konteks yang ada.
4. Tidak Mengakomodasi Perubahan dan Dinamika Sosial
Terakhir, definisi-definisi penyimpangan mungkin tidak mampu mengakomodasi perubahan dan dinamika sosial yang terjadi seiring waktu. Norma-norma sosial dapat berubah seiring perkembangan masyarakat, dan dengan demikian definisi penyimpangan juga harus mampu menyesuaikan diri. Ketidakmampuan dalam mengakomodasi perubahan dapat menyebabkan ketertinggalan dalam memahami fenomena penyimpangan yang aktual.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Mengapa seseorang melakukan penyimpangan?
Seseorang dapat melakukan penyimpangan karena berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, ketidakcocokan antara tujuan dan sarana untuk mencapainya, kurangnya kontrol sosial, pengaruh subkultur, dan perbedaan-nilai dengan masyarakat umum. Penyimpangan juga dapat terjadi akibat proses labelling dan pemrosesan hukum yang melibatkan masyarakat dan sistem peradilan.
2. Bagaimana dampak penyimpangan terhadap masyarakat?
Penyimpangan dapat memiliki dampak yang kompleks terhadap masyarakat. Dalam beberapa kasus, penyimpangan dapat merusak harmoni sosial dan mempengaruhi stabilitas masyarakat. Namun, dalam kasus lain, penyimpangan dapat memicu perubahan dan inovasi yang positif. Oleh karena itu, dampak penyimpangan terhadap masyarakat dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada konteksnya.
3. Apakah penyimpangan dapat disembuhkan?
Penyimpangan dapat menjadi bahan perdebatan apakah dapat disembuhkan atau tidak. Beberapa pendekatan menekankan pemulihan dan reintegrasi individu ke dalam masyarakat melalui rehabilitasi dan pengembangan keterampilan sosial. Namun, pendekatan lain berpendapat bahwa penyimpangan mungkin tetap ada meskipun upaya rehabilitasi karena melibatkan faktor-faktor yang lebih kompleks seperti lingkungan sosial dan kontrol sosial yang kurang.
4. Bagaimana masyarakat mengatasi penyimpangan?
Masyarakat dapat mengatasi penyimpangan melalui berbagai cara, termasuk pembentukan norma-norma sosial yang jelas dan disepakati, penegakan hukum yang adil dan konsisten, serta pendidikan yang memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyimpangan. Selain itu, masyarakat juga dapat bekerja sama untuk mengurangi faktor-faktor yang mendorong penyimpangan, seperti ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan.
Kesimpulan
Penyimpangan adalah perilaku yang melanggar norma-norma sosial dalam masyarakat. Para ahli telah memberikan definisi-definisi yang beragam mengenai penyimpangan, masing-masing dengan penekanan dan perspektif yang berbeda. Definisi-definisi ini membantu kita memahami penyimpangan sebagai fenomena yang kompleks, di mana faktor-faktor internal dan eksternal, serta konteks sosial harus dipertimbangkan. Meskipun definisi-definisi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, mereka memberikan landasan penting untuk memahami penyimpangan dan menghadapinya dalam masyarakat.