Perancangan, menurut pandangan Sardi, bukanlah sekadar menyusun rencana atau sketsa secara sembarangan. Perancangan adalah proses yang menggabungkan kreativitas dan ketertiban, di mana ide-ide segar disusun dalam kerangka formalitas yang terstruktur.
Sardi percaya bahwa perancangan harus melibatkan pemikiran yang kreatif dan out-of-the-box. Ide-ide inovatif serta solusi yang unik harus disatukan dalam sebuah rencana yang terstruktur, agar dapat menghasilkan karya yang berkualitas dan memikat.
Dalam praktiknya, perancangan menurut Sardi adalah tentang menciptakan harmoni antara konsep dan eksekusi. Dengan memadukan imajinasi dan disiplin, setiap detail dari sebuah rencana dapat diolah dengan cermat untuk mencapai hasil yang optimal.
Jadi, bagi Sardi, perancangan adalah seni yang memadukan kebebasan berkreasi dengan kedisiplinan dalam menyusun strategi. Dengan pendekatan yang unik dan berani, ia membawa kita untuk melihat perancangan dengan cara yang baru dan menyegarkan.
Pengertian Perancangan Menurut Sardi
Perancangan secara umum dapat diartikan sebagai sebuah proses yang melibatkan pemikiran, perencanaan, dan pengembangan suatu konsep atau rencana tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perancangan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk desain grafis, arsitektur, teknik, dan masih banyak lagi.
Sardi, seorang ahli perancangan yang terkenal, mengemukakan definisi perancangan sebagai berikut: perancangan adalah sebuah tindakan yang melibatkan pemikiran, kreativitas, dan proses berfikir sistematis untuk menciptakan objek atau solusi yang memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut, perancangan dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk merancang atau membuat sesuatu dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti fungsi, estetika, ekonomi, dan kenyamanan bagi pengguna.
Pengertian Perancangan Menurut Ahli Terkemuka
1. John Heskett
John Heskett, seorang ahli desain dan manajemen, mendefinisikan perancangan sebagai suatu proses yang melibatkan usaha kreatif dalam menciptakan ide dan mempresentasikannya dalam bentuk yang dapat dihasilkan secara komersial.
2. Donald A. Norman
Menurut Donald A. Norman, seorang psikolog dan ahli desain, perancangan adalah proses menciptakan struktur dan pemahaman yang membantu manusia berinteraksi dengan dunia secara efektif dan efisien.
3. Dieter Rams
Dieter Rams, seorang desainer produk terkenal, mengartikan perancangan sebagai usaha untuk menciptakan produk yang inovatif, fungsional, estetis, dan ramah lingkungan.
4. Don Norman dan Jakob Nielsen
Don Norman dan Jakob Nielsen, dua ahli desain yang terkenal, berpendapat bahwa perancangan berfokus pada pemahaman pengguna, kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, serta kemudahan penggunaan dan interaksi antara manusia dan produk atau sistem yang dirancang.
5. Philip Kotler
Philip Kotler, seorang pakar pemasaran, melihat perancangan sebagai suatu langkah dalam proses pengembangan produk atau jasa yang melibatkan identifikasi kebutuhan konsumen, merancang solusi yang memenuhi kebutuhan tersebut, dan mengkomunikasikan nilai yang ditawarkan melalui produk atau jasa kepada konsumen.
6. Tim Brown
Tim Brown, seorang desainer dan CEO perusahaan desain global, mengartikan perancangan sebagai suatu proses untuk mengintegrasikan kebutuhan manusia, kemampuan teknologi, dan aspek bisnis dalam menciptakan solusi yang inovatif dan bernilai.
7. Richard Buchanan
Richard Buchanan, salah satu ahli desain ternama, melihat perancangan sebagai sebuah praktik yang melibatkan pendekatan interdisipliner untuk menggabungkan aspek teknis, sosial, budaya, dan estetika dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
8. Victor Papanek
Victor Papanek, seorang desainer dan aktivis lingkungan, menganggap perancangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan produk yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berguna bagi masyarakat luas.
9. Bruce Archer
Bruce Archer, seorang guru besar desain, memberikan definisi perancangan sebagai kegiatan intelektual yang melibatkan identifikasi masalah, generasi dan evaluasi alternatif solusi, serta implementasi solusi yang dianggap paling tepat.
10. Karl T. Ulrich
Karl T. Ulrich, seorang profesor manajemen teknologi, memandang perancangan sebagai suatu proses yang melibatkan kombinasi antara kreativitas, analisis, dan pengambilan keputusan untuk menciptakan solusi inovatif yang memenuhi kebutuhan pengguna.
Kelebihan Definisi Perancangan Menurut Sardi
1. Mengedepankan Kreativitas
Definisi perancangan menurut Sardi memberikan pengakuan terhadap pentingnya kreativitas dalam proses perancangan. Kreativitas menjadi landasan utama dalam menciptakan solusi yang inovatif dan unik.
2. Berfokus pada Pemenuhan Kebutuhan dan Tujuan
Definisi perancangan menurut Sardi menekankan pentingnya mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan dalam merancang suatu objek atau solusi. Dengan memahami kebutuhan pengguna, perancangan dapat menghasilkan solusi yang lebih relevan dan bermanfaat.
3. Melibatkan Proses Berfikir Sistematis
Sardi menggambarkan perancangan sebagai sebuah proses berfikir sistematis, yang mengharuskan penerapan langkah-langkah yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan melibatkan proses berfikir yang terarah, perancangan dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan efisien.
4. Menyelaraskan Berbagai Aspek Penting
Definisi perancangan menurut Sardi memperhatikan berbagai aspek penting seperti fungsi, estetika, ekonomi, dan kenyamanan. Hal ini membantu dalam menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan secara holistik.
Kekurangan Definisi Perancangan Menurut Sardi
1. Kurangnya Penekanan pada Peran Teknologi
Dalam definisi perancangan menurut Sardi, kurang ditekankan peran teknologi dalam proses perancangan. Padahal, perkembangan teknologi dapat memberikan pengaruh besar terhadap solusi yang dihasilkan.
2. Tidak Mempertimbangkan Aspek Keberlanjutan
Definisi perancangan menurut Sardi tidak secara khusus mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Dalam era yang semakin peduli terhadap lingkungan, penting bagi perancangan untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
3. Kurangnya Penekanan pada Aspek Budaya dan Sosial
Definisi perancangan menurut Sardi lebih menekankan aspek teknis dan fungsional, namun kurang memberikan penekanan pada aspek budaya dan sosial. Padahal, perancangan yang baik juga harus mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan sosial yang ada dalam suatu masyarakat.
4. Tidak Menjawab Tantangan Perancangan yang Kompleks
Definisi perancangan menurut Sardi cenderung menyederhanakan perancangan sebagai proses yang sistematis. Padahal, dalam praktiknya, perancangan seringkali dihadapkan pada tantangan yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan dengan proses yang terstruktur saja.
FAQ tentang Definisi Perancangan Menurut Sardi
1. Apa yang membedakan perancangan dengan proses lainnya?
Perancangan dibedakan dari proses lainnya karena melibatkan pemikiran kreatif dan proses berfikir yang sistematis untuk menciptakan solusi yang unik dan memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu.
2. Mengapa kreativitas penting dalam perancangan?
Kreativitas penting dalam perancangan karena menjadi sumber ide dan inovasi. Dengan adanya kreativitas, perancangan dapat menghasilkan solusi yang berbeda dan unik.
3. Bagaimana perancangan dapat memenuhi kebutuhan pengguna?
Perancangan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan memahami kebutuhan tersebut melalui riset dan pengamatan. Dengan memperhatikan kebutuhan pengguna, perancangan dapat menghasilkan solusi yang relevan dan bermanfaat.
4. Mengapa estetika penting dalam perancangan?
Estetika penting dalam perancangan karena dapat mempengaruhi cara pengguna berinteraksi dan merasakan suatu objek atau solusi. Estetika yang baik dapat menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan dan menarik bagi pengguna.
Dalam kesimpulan, perancangan adalah proses yang melibatkan pemikiran kreatif dan proses berfikir sistematis untuk menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu. Definisi perancangan menurut Sardi menekankan pentingnya kreativitas, pemenuhan kebutuhan, pemikiran sistematis, dan penyelarasan berbagai aspek penting. Namun, ada juga kekurangan dalam definisi ini seperti kurangnya penekanan pada peran teknologi, aspek keberlanjutan, aspek budaya dan sosial, serta kompleksitas tantangan perancangan. Dalam prakteknya, perancangan juga harus mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan sosial yang ada dalam masyarakat.+