UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah seringkali menjadi sorotan dalam dunia bisnis. Namun, apa sebenarnya definisi UMKM menurut para ahli? Menurut Mardiasmo (2014), UMKM merupakan usaha yang memiliki kriteria omset tertentu. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM adalah usaha yang memiliki jumlah pekerja kurang dari 100 orang. Namun, menurut Sunyoto (2017), UMKM merupakan usaha yang memiliki aset di bawah batas tertentu. Jadi, berdasarkan berbagai definisi tersebut, UMKM dapat didefinisikan sebagai usaha yang memiliki omset, jumlah pekerja, atau aset yang masih berada dalam batas tertentu yang ditetapkan.
Pengertian UMKM Menurut Para Ahli
UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan sektor penting dalam perekonomian suatu negara. Berbagai definisi mengenai UMKM telah diungkapkan oleh para ahli ekonomi dan bisnis. Berikut adalah beberapa pengertian UMKM menurut ahli terkemuka:
1. Pendapat Ahli A
Ahli A mendefinisikan UMKM sebagai suatu entitas bisnis yang memiliki jumlah karyawan yang terbatas, omzet penjualan yang tidak melebihi batas tertentu, dan memiliki aset yang relatif kecil. UMKM biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh satu atau beberapa individu.
2. Pendapat Ahli B
Pada pandangan Ahli B, UMKM merujuk pada usaha bisnis yang memiliki skala kecil dan fleksibilitas yang tinggi dalam menjalankan operasionalnya. UMKM ini umumnya tidak memiliki dana yang cukup besar untuk berinvestasi dalam skala besar.
3. Pendapat Ahli C
Ahli C menekankan bahwa UMKM adalah usaha yang memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Usaha ini biasanya memiliki jumlah karyawan yang terbatas dan menggunakan teknologi yang sederhana.
4. Pendapat Ahli D
Bagi Ahli D, UMKM adalah usaha dengan tingkat kepemilikan yang terfragmentasi dan banyak dijalankan oleh keluarga. Usaha ini umumnya memiliki total aset yang relatif kecil dan terbatas dalam akses ke pasar global.
5. Pendapat Ahli E
Ahli E memberikan definisi UMKM sebagai usaha bisnis yang dijalankan oleh individu atau kelompok yang jumlah karyawannya umumnya tidak melebihi batas tertentu. Usaha ini memiliki cakupan operasional yang lebih lokal dan bersifat mandiri.
6. Pendapat Ahli F
Pada pandangan Ahli F, UMKM adalah usaha bisnis dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Usaha ini sering kali menggunakan tenaga kerja informal dan memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja.
7. Pendapat Ahli G
Ahli G mendefinisikan UMKM sebagai unit bisnis yang memiliki karyawan kurang dari jumlah tertentu dan memiliki omzet penjualan yang terbatas. Usaha ini biasanya beroperasi secara independen dan memiliki peran dalam mengurangi tingkat pengangguran.
8. Pendapat Ahli H
Pada pandangan Ahli H, UMKM adalah usaha kecil dengan aset yang relatif kecil. Usaha ini berperan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara dan memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja.
9. Pendapat Ahli I
Ahli I menggambarkan UMKM sebagai usaha yang beroperasi dengan modal yang terbatas, sumber daya manusia yang terbatas, dan memiliki keterbatasan dalam akses ke pasar. Usaha ini biasanya memiliki ciri khas produk atau jasa yang unik.
10. Pendapat Ahli J
Pada pendapat Ahli J, UMKM adalah usaha yang memiliki skala kecil dan dibedakan berdasarkan total aset yang dimiliki. Usaha ini umumnya memiliki jumlah karyawan yang terbatas dan berfokus pada memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Kelebihan Definisi UMKM Menurut Para Ahli
1. Fleksibilitas dalam Operasional
Kelebihan pertama definisi UMKM menurut para ahli adalah fleksibilitas dalam menjalankan operasional. Karena skala usahanya yang kecil, UMKM memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan lingkungan bisnis yang lebih cepat.
2. Mampu Menciptakan Lapangan Kerja
Definisi UMKM juga menyoroti bahwa usaha ini memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dengan skala kecilnya, UMKM dapat memberikan peluang kerja bagi individu yang ingin bekerja di sektor tersebut.
3. Kontribusi Terhadap Perekonomian
Kelebihan lain dari definisi UMKM adalah pengakuan akan kontribusinya terhadap perekonomian suatu negara. UMKM memiliki potensi untuk menggerakkan perekonomian melalui peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan.
4. Inovasi dan Kreativitas
Definisi UMKM juga menegaskan bahwa usaha ini sering kali menjadi sumber inovasi dan kreativitas. Dalam usaha yang lebih kecil, pemilik UMKM memiliki keleluasaan untuk melakukan eksperimen dan mengembangkan produk atau layanan yang unik.
Kekurangan Definisi UMKM Menurut Para Ahli
1. Tidak Ada Konsensus
Salah satu kekurangan dalam definisi UMKM menurut para ahli adalah ketiadaan konsensus mengenai parameter yang digunakan untuk mengukur UMKM. Setiap ahli memiliki pandangan yang berbeda, sehingga tidak ada kesepakatan yang jelas.
2. Tidak Mengakomodasi Perubahan
Definisi UMKM cenderung kaku dan tidak mampu mengakomodasi perubahan dalam dunia bisnis. Dalam era digital yang terus berkembang, UMKM perlu menjadi lebih adaptif dan berinovasi untuk tetap bertahan di pasar yang semakin kompetitif.
3. Terbatasnya Akses Ke Sumber Daya
Kekurangan lain dari definisi UMKM adalah terbatasnya akses UMKM ke sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya. Seperti modal, teknologi, dan tenaga kerja terampil yang sulit diakses oleh UMKM dengan skala yang lebih kecil.
4. Rentan Terhadap Risiko
Definisi UMKM juga mengungkapkan bahwa usaha ini rentan terhadap risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Faktor-faktor seperti fluktuasi pasar, perubahan kebijakan, dan persaingan yang ketat dapat memiliki dampak yang lebih besar pada kelangsungan UMKM.
FAQ Mengenai Definisi UMKM Menurut Para Ahli
1. Apa manfaat dari memahami definisi UMKM menurut para ahli?
Memahami definisi UMKM menurut para ahli dapat membantu dalam mengidentifikasi karakteristik dan ciri-ciri usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam menyusun kebijakan dan program untuk mendukung perkembangan UMKM.
2. Mengapa tidak ada kesepakatan dalam definisi UMKM?
Ketidaktersempurnaan definisi UMKM disebabkan oleh kompleksitas dan variasi karakteristik UMKM di berbagai negara. Selain itu, parameter yang digunakan untuk mengukur UMKM juga bergantung pada konteks sosial, ekonomi, dan politik suatu negara.
3. Bagaimana UMKM dapat bertahan dalam era digital?
UMKM dapat bertahan dalam era digital dengan meningkatkan digitalisasi bisnis mereka. Penggunaan teknologi informasi dan internet dapat membantu UMKM dalam meningkatkan visibilitas, efisiensi operasional, dan mencapai pasar yang lebih luas.
4. Apa tantangan terbesar yang dihadapi UMKM?
Tantangan terbesar yang dihadapi UMKM adalah akses terhadap modal, sumber daya manusia yang terampil, dan pasar yang kompetitif. UMKM juga perlu mengatasi perubahan teknologi, regulasi, dan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi operasional usahanya.
Kesimpulan: UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Meskipun definisi UMKM menurut para ahli memiliki kelebihan dan kekurangan, pemahaman mengenai karakteristik dan ciri-ciri UMKM dapat membantu dalam pengembangan kebijakan dan program untuk mendukung pertumbuhan sektor UMKM. UMKM perlu beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi agar dapat bertahan dan berkembang dalam era digital yang terus berkembang.