Cerpen Tentang Pergi Liburan Panjang: Kisah Inspirasi Persahabatan

Dalam dunia sastra, cerpen tentang pergi liburan panjang yaitu seringkali menjadi jendela kecil yang membawa kita mengarungi berbagai perjalanan emosional. Salah satunya adalah cerpen yang mengangkat tema persahabatan.

Artikel ini akan membawa Anda melihat lebih dekat bagaimana cerpen-cerpen seperti “Mengarungi Gelombang Persahabatan” mampu menyentuh hati dan memberi pelajaran yang berharga kepada pembaca.

 

Mengarungi Gelombang Persahabatan

Sebuah Panggilan Pantai

Di hari senin yang dimana semua pekerja kantor sangat sibuk sekali terutama bagi Riesha, seorang manager disebuah perusahaan teknologi. Riesha menatap layar komputernya dengan mata lelah. dokumen-dokumen dan email-email menumpuk di meja kerjanya, mengingatkannya betapa sibuknya di hari senin ini. Dia merasa seperti terperangkap dalam siklus yang tak berujung dari pekerjaan dan tanggung jawab.

Di tengah kepenatan itu, tiba-tiba ada temannya yang mengirimkan iklan dengan gambar pantai yang indah dengan pesan berisikan “Liburan dulu ga si? Liburan musim panas juga sudah dekat”. Riesha sedikit terkejut dengan pesan yang diberikan oleh temannya. Lalu ia membalas pesannya “Ayo, dengan harga murah kapan lagi ya kan?”.

Tak lama dari Riesha membalas pesan temannya, ia langsung di undung ke grup pesan. Digrup tersebut mereka sudah merencanakan untuk liburan selama 3 hari. Mereka juga meng-list siapa saja yang ikut dan memberi masing-masing tugas. Riesha dengan seorang laki-laki yang ia ketahuan namanya adalah Bima mendapatkan tugas untuk menyiapkan makan malam.

Beberapa menit kemudian, seseorang memberikannya pesan mangaku bahwa dia adalah Bima. pesan tersebut mengatakan, “Hai, ini gua bima, salam kenal ya. Btw, menu makan malam nya enakan bikin apa? Gua si lebih suka yang di Grill gitu, tapi menurut lu gimana?”. Riesha langsung berpikir keras untuk memberikannya ide menu makan malam nanti.

Riesha mulai mengetik untuk membalas pesannya, “Gua Riesha, salam kenal kembali. Gua juga setuju bikin daging di grill, Tapi nanti gua juga mau bikin sup buat menghangatkan tubuh pas malam nanti”. Setelah mengirimkan pesan tersebut kepada Bima langsung mendapatkan balasannya dari nya. “oke gua ngikut lu aja nanti, kalau ada apa-apa bilang ke gua aja”.

Dengan hati yang senang Riesha tersenyum puas. Rencana ini akan berlangsung mulai dari 10 hari ini. Setelah membuat kesepakatan digrup mereka patungan untuk menyewa 4 kamar di sebuah villa. Mereka juga langsung membagi tempat kamar tidur, sangat beruntung Riesha tidur bersama Wirda teman masa SMA nya. Karena dari awal ia dimasukkan kedalam grup olehnya tak ada satupun yang ia kenal. Wirda juga merencanakan beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan bersama nanti.

“Yoss… Ayo bisa untuk hari ini, kapan lagi liburan?”. Ucap Riesha dengan semangat api membara.

Rasa lelah nya sudah tergantikan oleh liburan yang akan mendatang nanti. Sebuah kelegaan tak terduga menyapanya. Baginya, ini adalah panggilan untuk keluar dari rutinitas, menemukan kegimbaraan di tempat-tempat baru, dan yang paling penting adalah momen yang berharga tak tergantikan. Dengan semangat Riesha melanjutkan tugas-tugas nya sebelum daedline pada hari libur nya. Liburan ini akan menjadi jalan keluar dari penat nya bekerja dan awal dari petualangan yang menunggunya.

Baca juga:  Cerpen Tentang Bijak Menggunakan Media Sosial: Kisah Inspirasi Dunia Maya

 

Perjalanan Menuju Pantai

Hari yang di tunggu-tunggupun tiba, suasana gembira memenuhi ruang tunggu bandara. Riesha yang terdiam sambil melihat layar ponselnya untuk mengecek barang-barang yang telah ia list. Ketakutannya saat berpergian karena melupakan barang tersebut karena terburu-buru. Mereka semua mengobrol dengan canda tawa yang riang, sekitar 8 orang yang ikut pada liburan ini dan mereka semua adalah kenalan atau temannya Wirda.

Dengan penuh sabar di antrean pemeriksaan keamanan, tas dan koper mereka penuh dengan pakaian pantai dan perlengkapan lainnya. Lalu, ada seseorang yang menepuk pundak belakang nya. Sontak Riesha langsung berbalik badan melihat siapa yang menepuk pundaknya. Hanya seorang pria dengan menggunakan pakaian kasualnya dan memakai kacamata dengan gaya rambut undercut.

Riesha menatap pria tersebut dengan kebingungan lalu bertanya, “ya ada apa?”. Pria itu membalas “Gua Bima, lu Riesha kan?” Riesha pun mengangguk.

“Nanti beli bahan nya mau bareng atau lu aja? atau gua aja sendiri?” Tanya nya. “Bareng aja gapapa, palingan menjelang sore baru beli bahan bahan nya” Jawab Riesha, saat Bima ingin bertanya lagi. Riesha langsung maju kedepan menaruh koper nya dan memeriksa keamanan.

“sedikit membuat terpesona beberapa saat” ucap inner Bima lalu giliran dia melakukan pemeriksaan keamanan. Saat mereka semua berada di dalam pesawat, pesawat mereka akhirnya lepas landas, Riesha merasa berdebar-debar dengan campuran antara kegembiraan dan kegugupan. Pikirannya melayang ke pantai yang indah, dengan ombakyang menggulung di atas pasir putih, dan sinar matahari yang hangat menyinari langit.

Beberapa jam kemudian, saat pesawat mendarat di bandara tujuan, suasana tropis langsung menyambut mereka. Mereka langsung memesan kendaraan untuk pergi ke villa yang sudah mereka reservasi selama 3 hari kedepan. Udara hangat dan lembap memenuhi hidung mereka, dan cahaya matahari menyilaukan di atas air laut yang tenang.

Begitu tiba di sana, mereka segerga terpesona oleh keindahan dan kenyamanan villa tersebut. Pemandangan laut yang memukau langsung dari luar teras kamar, kolam renang pribadi dan dek yang luas menjanjikan masa liburan mereka yang tak terlupakan.

Tanpa membuang waktu mereka langsung masing-masing kunci kamar, lalu bersiap-siap saat siang nanti mereka bermain di pantai. Riesha langsung merapihkan barang barang nya dan mengganti pakaian nya lalu merebahkan tubuhnya sementara di kasur karena merasa kelelahan. Wirda yang langsung kumpul dengan teman nya untuk memberikan tugas sesuai yang telah di sepakati sebelumnya.

Merasa baikan Riesha bersiap-siap untuk keluar, memakai sunblock pada tubuhnya dan wajahnya. Mengikat rambut agar tidak terlalu merasakan kepanasan. Dirasa sudah siap, ia keluar dari kamar berbarengan dengan Bima yang baru saja keluar dari kamar.

“Mau keluar juga?” Tanya Bima. Riesha mengangguk, “Di mereka?” tanya Riesha merasa villa begitu sepi. “Kaya nya udah ke pantai duluan, ayo bareng gua ke pantai nya kalau mau samper ke mereka” Jawab Bima dan sekali lagi diangguk oleh Riesha.

Langkah mereka melangkah ke arah pasir putih, dan air laut yang sejuk menyentuh kulit mereka. Mereka tertawa riang, berlari-larian di sepanjang pantai, menikmati beban dunia yang terasa jauh dari sana. Menjelang sore Bima dan Riesha membeli perlengkapan untuk makan malam nanti.

Baca juga:  Cerpen Tentang Pergaulan Remaja: Mengatasi Pertengkaran Sahabat

Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mereka kembali ke villa untuk bersantai sejenak sebelum makan malam. Di tepi pantai, mereka membuat api unggun dan duduk di sekitarnya, bercerita tentang rencana mereka untuk liburan ini.

“Besok bagi yang berani aja, kita sewa peralatan selancar. Sisanya main voli atau renang di vila, bebas mau ngapin lu semua pada” ucap Wirda dan Riesha mulai memasak makan malam bersama Bima. Mereka pun makan malam bersama di selimuti canda tawa riang dan melakukan beberapa game yang sangat seru.

 

Petualangan di Pantai

Hari berikutnya, matahari menyinari langit dengan pancaran hangatnya saatnya mereka kembali bersiap untuk petualangan mereka di pantai. Mereka mengenakan pakaian yang nyaman, membawa perlengkapan selancar, serta membawa bekal untuk piknik siang nanti.

Di tepi pantai, ombak yang gemulai menyambut mereka. Suara deburan ombak menjadi musik alami yang memikat, memanggil mereka untuk bermain-main di lautan yang tak terbatas. Riesha hanya bermain di tepian pantai bermain pasir mencari kerang. Wirda yang asik bermain voli dengan yang lain mengajak Riesha ikut bermain juga. Tetapi Riesha menolak nya karena ia tak bisa bermain voli.

Cuaca semakin terik oleh sinar matahari, Riesha memutuskan untuk duduk bersantai di bawah payung sambil meminum minuman segar. Ia bersandar dengan nyaman membawa semua pikiran nya melayang begitu saja. Ada seseorang yang menghampirinya lalu bertanya. “Ada minuman lagi ga?” Deo yang datang menghampiri Riesha dengan wajah penuh keringat setelah bermain voli.

“Ada, bawa aja semuanya kasih ke yang lain.” Riesha memberikan sekotak minuman yang berisikan es batu dan minuman di dalamnya agar tetap segar saat di minum.

“Oke, thanks.” Deo membawanya dengan senang hati mengangkatnya sendirian lalu membagikannya pada teman-temannya.

Beberapa jam berlalu dengan cepat, penuh dengan tawa, kegembiraan, dan keajaiban alam. Ketika matahari mulai menanjak di langit, mereka kembali ke pantai dengan wajah yang berseri-seri. Menjelang makan siang, Riesha langsung menyiapkan makan siang yang telah ia buat. Tinggal memasukkan semua bahan nya dan mengaduknya sampai rata.

“SEMUANYA, AYO MAKAN SIANG DULU!” ucap Riesha sambil berteriak memanggil mereka semua.

Mereka duduk bersama di tepi pantai untuk makan siang piknik. Mereka menikmati hidangan lezat sambil menikmati pemandangan laut yang menakjubkan di hadapan mereka. Sambil mereka makan siang ada beberapa orang juga mendokumentasikan acara ini sebagai kenang-kenangan.

Malam itu, setelah kembali ke villa, mereka menghabiskan waktu bersama di teras villa yang luas. Dalam cahaya bulan dan bintang yang gemerlap, mereka berbagi cerita tentang petualangan mereka hari itu. Sambil duduk di sekitar meja, mereka menikmati makan malam yang lezat yang telah mereka persiapkan bersama, berbagi tawa dan kenangan indah.

Ketika malam menjelang, mereka pindah ke dalam villa untuk bermain game. Dengan papan permainan di atas meja, mereka menghabiskan malam dengan tawa dan persaingan yang ramai. Setiap saat dihabiskan bersama, setiap tawa yang mereka bagikan, membuat persahabatan mereka semakin kuat.

Baca juga:  Cerpen Tentang Pertemuan di Pengajian: Kisah Kebaikan dan Kebahagiaan di Pengajian

Saat mereka akhirnya menyadari bahwa malam telah larut, mereka merasa lega dan bahagia. Liburan panjang mereka di pantai telah menjadi pengalaman yang tak terlupakan, penuh dengan petualangan, kegembiraan, dan kebersamaan. Dan dengan hati penuh kebahagiaan, mereka merenungkan bahwa momen-momen seperti ini, bersama sahabat-sahabat terbaik mereka, adalah yang paling berharga dalam hidup mereka.

 

Sebuah Kenangan Abadi

Hari-hari berlalu dengan cepat di pantai, dan saat tiba waktunya untuk pulang, mereka merasa berat hati meninggalkan keindahan dan kehangatan tempat yang telah mereka sebut sebagai rumah sementara. Di tepi pantai, mereka berdiri bersama, memandang laut yang tenang dengan rasa syukur dan nostalgia.

“Karena ini adalah hari akhir kita disini, ayo guys kita kumpul dan foto bersama dulu sebelum berangkat” ucap Wirda mengarahkan teman nya untuk foto bersama dan foto perorang.

“Yahh ga asik, kurang lama liburannya.” ucap Deo sambil beerakting menangis sambil memeluk Gion. Gion yang di peluk-peluk merasa risih dengan tingkah laku Deo lalu mendorong bahu nya untuk melepaskan pelukannya.

“Ga usah meluk-meluk gua juga kali, lepasin woy jelek amat lu kek gitu.” Teman-temannya yang melihat langsung mengvidiokan aksi konyol Deo dan menertawakannya.

“Ada-ada aja.” “Cepat foto atau lu semua gua tinggal.” ancam Wirda. Mereka langsung gerak cepat berpose rapih dan tersenyum lebar.

“Siapa sangka liburan yang seru ini cepat berakhir, Wirda, makasih banyak udah ngajak gua liburan bareng” Ucap Riesha. Wirda hanya tersenyum dan mengangguk kecil.

“Ekhem, btw lu mau ga jadi temen gua Sha?” Tanya Bima. “Bukannya udah temenan ya? boleh boleh” Jawab Riesha sambil tersenyum kecil.

Dengan perasaan campuran antara kegembiraan dan kesedihan, mereka meninggalkan pantai, membawa pulang dengan mereka kenangan yang tak terlupakan dan persahabatan yang telah diuji dan diperkuat oleh petualangan mereka.

Di pesawat menuju kembali ke rumah, mereka duduk bersama, merenungkan tentang segala hal yang mereka alami selama liburan mereka. Mereka tertawa, bercanda, dan berbagi cerita tentang momen-momen yang paling mereka cintai.

Ketika pesawat mendarat dan mereka berpisah di pintu gerbang bandara, mereka saling berpelukan dengan erat, tahu bahwa meskipun mereka kembali ke kehidupan sehari-hari mereka, persahabatan mereka akan tetap abadi.

Mereka masing-masing kembali ke kehidupan mereka di kota dengan hati yang penuh dengan kenangan indah dan rasa syukur atas pengalaman yang mereka bagikan bersama. Mereka tahu bahwa meskipun liburan mereka telah berakhir, persahabatan mereka akan terus tumbuh dan berkembang, selalu menjadi sumber kebahagiaan dan dukungan di setiap langkah kehidupan mereka.

Dan dengan senyum di bibir mereka, mereka melangkah maju, siap untuk menjalani petualangan berikutnya yang menunggu mereka, dengan keyakinan bahwa persahabatan mereka akan selalu menjadi tempat di mana mereka dapat kembali dan menemukan kehangatan, canda tawa, dan cinta yang tak terbatas.

 

Dengan mengikuti perjalanan melalui cerpen tentang pergi liburan panjang yaitu “Mengarungi Gelombang Persahabatan,” kita belajar bahwa persahabatan bukan sekadar ikatan biasa, melainkan sebuah perjalanan.

Semoga kisah ini menginspirasi Anda untuk selalu menghargai dan merawat setiap ikatan persahabatan yang Anda miliki dalam hidup.

Leave a Comment