Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga cerpen tentang tanggung jawab yaitu peran penting Fajar dalam menjaga warisan antik keluarganya dan bagaimana Sila, sebagai pelatih Paskibra, mengemban tanggung jawabnya untuk memelihara semangat dan kekompakan timnya. Mari kita telusuri tiga cerpen ini agar dapat dicapai melalui komitmen dan dedikasi yang tak tergoyahkan.
Kedamaian Antara Keluarga
Tanggung Jawab Baru
Hembusan angin sejuk menari-nari di sekitar jendela kamarnya, Mia membuka mata dengan lambaian senyum di bibirnya. Hari itu adalah hari Senin, sebuah awal yang segar untuk minggu baru. Namun, bagi Mia, itu bukan sekadar awal biasa. Hari ini, ia merasa tanggung jawab baru menghampirinya.
Setelah menyapu matahari pagi yang menerpa kamar tidurnya, Mia melangkah keluar dari selimut hangatnya. Langkahnya yang ringan bergerak ke arah dapur, di mana bau harum kopi segar menyambutnya. Di pojok ruangan, sebuah panci berisi nasi yang sedang direbus menanti sentuhan terakhirnya.
Ketika Mia mencicipi secangkir kopi yang hangat, pandangannya melayang ke arah jam di dinding. Waktu menunjukkan pukul enam pagi, dan Mia sadar bahwa saatnya membantu mempersiapkan adiknya, Alex, untuk sekolah. Meskipun baru belasan tahun, Mia telah terbiasa dengan rutinitas ini.
Dengan langkah hati-hati, Mia menuju kamar adiknya. Alex masih terlelap dalam mimpinya yang manis, wajahnya yang polos tercermin di bawah cahaya kecil lampu tidurnya. Mia tersenyum melihatnya, merasakan tanggung jawabnya terhadap adiknya dengan penuh kasih.
“Mia, apakah sudah pagi?” suara Alex terdengar remang dari balik selimutnya.
“Iya, sayang. Sudah waktunya bangun,” jawab Mia dengan lembut sambil duduk di pinggiran tempat tidur Alex.
Dengan langkah pelan, Mia membantu Alex bangun dari tempat tidur. Mereka berdua bergegas mempersiapkan diri untuk hari yang baru, sambil saling bercerita tentang mimpi mereka semalam. Meskipun rutinitas itu terasa biasa, hari ini Mia merasa ada semacam kebahagiaan yang menebar dalam hatinya.
Saat mereka duduk bersama untuk sarapan, Mia merenung. Meskipun tanggung jawabnya sebagai pengasuh adik terasa berat, dia merasa bersyukur memiliki Alex di sampingnya. Bersama-sama, mereka akan menghadapi segala rintangan dengan kekuatan cinta dan persatuan.
Dengan perasaan bahagia dan tekad yang kuat, Mia dan Alex melangkah ke pintu depan, siap menghadapi hari yang penuh petualangan. Bagi Mia, hari ini bukan sekadar awal baru, tetapi juga awal dari sebuah perjalanan yang memperkuat ikatan keluarga mereka lebih dari sebelumnya.