Abortus menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim, atau dengan kata lain, sebelum usia kehamilan 20 minggu atau dengan berat janin kurang dari 500 gram.
Dalam kondisi darurat medis atau jika kehamilan membahayakan kesehatan ibu, abortus dapat dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih sesuai dengan regulasi yang berlaku di masing-masing negara.
Abortus yang dilakukan dengan tidak aman dapat berisiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mendukung program-program pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan memberikan akses yang aman terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Pengertian Abortus Menurut WHO
Abortus adalah terminasi atau penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Menurut World Health Organization (WHO), abortus merupakan prosedur medis atau bedah yang digunakan untuk menghentikan kehamilan dengan tujuan menghilangkan embrio atau janin yang tidak dapat bertahan hidup di dalam rahim atau untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu. Abortus juga dapat dilakukan dengan alasan-alasan medis tertentu, seperti ketika terdapat ancaman serius terhadap kesehatan ibu atau ketika janin mengidap kelainan genetik yang parah.
Pengertian Menurut Ahli Terkemuka
1. Ahli 1
Pengertian abortus menurut Ahli 1 adalah tindakan medis atau bedah yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Tindakan ini dilakukan dengan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio atau janin dalam rahim.
2. Ahli 2
Ahli 2 mendefinisikan abortus sebagai upaya medis untuk mengakhiri kehamilan yang dilakukan secara sengaja dengan berbagai metode, seperti obat-obatan atau prosedur bedah. Pembuangan janin yang tidak diinginkan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan ibu atau mengakhiri hidup janin yang terlanjur mengidap kelainan genetik yang parah.
3. Ahli 3
Ahli 3 mengemukakan bahwa abortus adalah tindakan yang diambil untuk menghentikan kehamilan dan menghilangkan janin yang tidak mampu bertahan hidup di dalam rahim. Alasan untuk melakukan abortus dapat bervariasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan ibu atau kehamilan yang tidak diinginkan.
4. Ahli 4
Menurut Ahli 4, abortus adalah prosedur medis atau bedah yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan dengan tujuan menghilangkan janin yang tidak diinginkan atau karena adanya ancaman serius terhadap kesehatan ibu. Abortus dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti penggunaan obat-obatan atau tindakan bedah.
Kelebihan Definisi Abortus Menurut WHO
1. Pertimbangan Kesehatan
Definisi abortus menurut WHO sangat mencerminkan perhatian yang besar terhadap kesehatan ibu. Dalam banyak kasus, kehamilan yang tidak diinginkan atau janin dengan kelainan genetik yang parah dapat menyebabkan ancaman serius terhadap kesehatan ibu. Definisi ini memungkinkan para profesional medis untuk melakukan tindakan yang diperlukan demi melindungi kesehatan ibu.
2. Fleksibilitas Tindakan
Definisi abortus menurut WHO memberikan kebebasan bagi para profesional medis dalam memilih metode atau prosedur yang paling sesuai untuk setiap kasus. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan kondisi spesifik setiap kehamilan dan memastikan tindakan yang dilakukan merupakan pilihan terbaik untuk ibu dan janin.
3. Perlindungan terhadap Janin yang Tidak Dapat Bertahan Hidup
Salah satu kelebihan definisi abortus menurut WHO adalah kemampuannya untuk memberikan perlindungan terhadap janin yang tidak mampu bertahan hidup di luar rahim. Dalam kasus ini, tindakan abortus dapat mencegah penderitaan yang tidak perlu bagi janin dan ibu serta memungkinkan ibu untuk mengalami proses pemulihan secara fisik dan emosional dengan lebih baik.
4. Menjunjung Prinsip Otonomi
Definisi abortus menurut WHO juga menghormati prinsip otonomi atau hak setiap individu untuk membuat keputusan terkait dengan tubuhnya sendiri. Dalam hal ini, definisi tersebut memastikan bahwa ibu memiliki hak untuk memilih apakah ingin melanjutkan kehamilan atau melakukan abortus, terutama dalam kasus-kasus di mana kehamilan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu.
Kekurangan Definisi Abortus Menurut WHO
1. Kontroversi Moral dan Etika
Pendefinisian abortus menurut WHO sering kali menjadi bahan kontroversi moral dan etika. Beberapa orang dan lembaga memiliki pandangan yang berbeda tentang kapan janin dianggap memiliki hak dan kapan kehamilan dapat dihentikan. Hal ini dapat menyebabkan perdebatan dan konflik dalam implementasi definisi abortus menurut WHO.
2. Pertimbangan Budaya dan Agama
Definisi abortus menurut WHO mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan agama tertentu. Beberapa masyarakat dan agama memiliki pandangan yang bertentangan terhadap tindakan abortus, terlepas dari alasan medis atau kesehatan. Ini dapat menyebabkan ketegangan dan perbedaan pendapat dalam penerapan definisi tersebut di berbagai negara dan komunitas.
3. Potensi Penyalahgunaan
Definisi abortus menurut WHO juga dapat memunculkan potensi penyalahgunaan, baik oleh tenaga medis maupun individu yang mencari cara untuk menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan. Penyalahgunaan ini dapat terjadi dalam bentuk penggunaan teknik atau obat-obatan yang berbahaya, serta dalam upaya menghilangkan janin yang sehat atau dalam usia kehamilan yang sudah terlambat.
4. Dampak Emosional dan Psikologis
Abortus merupakan keputusan berat yang dapat memiliki dampak emosional dan psikologis yang signifikan bagi ibu. Terlepas dari alasan medis atau kesehatan, tindakan ini dapat menyebabkan perasaan bersalah, penyesalan, dan trauma bagi ibu yang melakukan abortus. Definisi abortus menurut WHO mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan dampak emosional dan psikologis yang dialami oleh individu yang menjalani prosedur ini.
FAQ tentang Definisi Abortus Menurut WHO
1. Apakah abortus ilegal?
Tidak semua negara memperbolehkan tindakan abortus. Beberapa negara melarang abortus secara tegas, sedangkan negara lain mungkin memiliki undang-undang yang mengizinkan abortus dalam situasi tertentu, seperti untuk melindungi kesehatan ibu atau dalam kasus pemerkosaan. Setiap negara memiliki peraturan yang berbeda terkait dengan legalitas abortus.
2. Bagaimana abortus dilakukan?
Abortus dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggunaan obat-obatan, vakum aspirasi, kuretase, atau tindakan bedah lainnya. Metode yang digunakan akan tergantung pada usia kehamilan, kondisi ibu, dan pertimbangan medis lainnya. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis yang terlatih sebelum memutuskan metode abortus yang paling sesuai.
3. Berapa lama pemulihan setelah abortus?
Pemulihan setelah abortus dapat bervariasi bagi setiap individu. Secara umum, pemulihan fisik biasanya memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada metode dan kompleksitas tindakan abortus. Selain itu, pemulihan emosional dan psikologis juga penting dan dapat membutuhkan waktu yang lebih lama. Penting untuk mendapatkan dukungan yang memadai selama masa pemulihan ini.
4. Apa yang harus dilakukan jika mengalami komplikasi setelah abortus?
Jika mengalami komplikasi setelah abortus, penting untuk segera mencari bantuan medis. Tanda-tanda komplikasi mungkin termasuk pendarahan berlebihan, nyeri yang tidak dapat ditangani, demam tinggi, atau gejala infeksi lainnya. Jangan ragu untuk menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan memastikan pemulihan yang optimal.
Kesimpulan
Abortus adalah prosedur medis atau bedah yang digunakan untuk menghentikan kehamilan dengan tujuan menghilangkan janin yang tidak dapat bertahan hidup di dalam rahim atau untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu. Definisi abortus menurut WHO memberikan kejelasan dan panduan bagi tenaga medis dalam menangani kasus abortus, mempertimbangkan pertimbangan kesehatan dan pertimbangan individu. Namun, definisi ini juga memiliki kekurangan, seperti kontroversi moral, pertimbangan budaya dan agama, potensi penyalahgunaan, serta dampak emosional dan psikologis yang mungkin tidak sepenuhnya tercermin. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mempertimbangkan berbagai perspektif dalam memahami definisi abortus menurut WHO dan menghormati keputusan individu dalam hal ini.