Kemiskinan, menurut definisi yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan kondisi dimana seseorang atau kelompok tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini juga meliputi ketidakmampuan untuk memperoleh akses layanan publik dan fasilitas sosial yang memadai. Dalam mengukur tingkat kemiskinan, BPS menggunakan berbagai indikator dan parameter, seperti garis kemiskinan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan distribusi pendapatan. Data yang diperoleh dari survei ini menjadi acuan bagi pemerintah dalam merancang kebijakan pembangunan yang berpihak kepada mereka yang terpinggirkan. Jadi, kemiskinan bukan hanya tentang kekurangan materi, tetapi juga tentang ketidakadilan yang harus diperangi bersama.
Pengertian Kemiskinan Menurut BPS
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana individu atau keluarga tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar, seperti pendidikan, perumahan yang layak, pangan, air bersih, dan akses terhadap layanan kesehatan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator seperti Garis Kemiskinan, Indeks Kesenjangan., dan Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Pengertian Kemiskinan Menurut Ahli Terkemuka
Berikut adalah 10 pengertian kemiskinan menurut ahli terkemuka:
1. Peter Townsend
Peter Townsend mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi di mana individu atau keluarga tidak memiliki kebebasan untuk mengikuti norma-norma masyarakat karena keterbatasan sumber daya.
2. Amartya Sen
Amartya Sen menganggap kemiskinan sebagai ketiadaan kesempatan yang setara untuk mengembangkan potensi individu dan ketiadaan jaminan dasar untuk hidup yang layak.
3. Robert Chambers
Robert Chambers berpendapat bahwa kemiskinan bukan hanya masalah ketidakmampuan individu atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga keterbatasan dalam partisipasi dalam proses pengambilan keputusan di masyarakat.
4. Max Weber
Max Weber melihat kemiskinan sebagai suatu kondisi di mana individu tidak memiliki akses terhadap kesempatan ekonomi dan sosial yang sama dengan yang dimiliki oleh individu lainnya dalam masyarakat.
5. Karl Marx
Karl Marx mengartikan kemiskinan sebagai suatu hasil dari struktur ekonomi yang tidak adil, di mana kelompok-kelompok tertentu memonopoli sumber daya dan kekayaan, meninggalkan kelompok lainnya dalam kondisi kemiskinan.
6. John Kenneth Galbraith
John Kenneth Galbraith menyebut kemiskinan sebagai kegagalan sistem ekonomi dalam memberikan keadilan sosial dan mencegah konsentrasi kekayaan yang tidak seimbang.
7. Mahbub ul Haq
Mahbub ul Haq menyatakan bahwa kemiskinan adalah ketiadaan kapabilitas individu untuk mencapai tingkat hidup yang dianggap manusiawi dan memadai.
8. Joseph Stiglitz
Joseph Stiglitz mengartikan kemiskinan sebagai suatu kondisi di mana individu atau keluarga tidak memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, disebabkan oleh ketidakadilan struktural dalam sistem ekonomi dan politik.
9. Robert Solow
Robert Solow menganggap kemiskinan sebagai tidak adanya kesempatan individu untuk berkontribusi secara produktif dalam perekonomian karena kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan.
10. Esther Duflo
Esther Duflo memandang kemiskinan sebagai dampak dari siklus negatif, di mana individu atau keluarga dalam kemiskinan mengalami keterbatasan dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi, yang kemudian membawa mereka terjebak dalam kemiskinan secara jangka panjang.
Kelebihan Definisi Kemiskinan Menurut BPS
Berikut adalah 4 kelebihan definisi kemiskinan menurut BPS:
1. Objektif dan Terukur
Definisi kemiskinan menurut BPS menggunakan indikator yang objektif dan terukur, seperti Garis Kemiskinan, Indeks Kesenjangan, dan Indeks Kedalaman Kemiskinan. Hal ini memungkinkan pemetaan kemiskinan secara akurat untuk mengidentifikasi tingkat kemiskinan dan memonitor perubahan dalam jangka waktu tertentu.
2. Merujuk pada Kebutuhan Dasar
Definisi BPS juga mengakui bahwa kemiskinan terkait erat dengan ketidakmampuan individu atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, perumahan yang layak, pendidikan, dan akses terhadap layanan kesehatan. Hal ini membantu dalam penciptaan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan.
3. Mendorong Perhatian pada Kesenjangan
Definisi kemiskinan menurut BPS juga mendorong perhatian pada kesenjangan dalam distribusi pendapatan dan akses terhadap sumber daya. Indeks Kesenjangan dan Indeks Kedalaman Kemiskinan membantu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kemiskinan, sehingga memungkinkan pemerintah dan organisasi terkait untuk mengarahkan upaya mereka untuk mengurangi kesenjangan dan ketimpangan sosial.
4. Dapat Digunakan sebagai Alat Perencanaan
Definisi kemiskinan menurut BPS dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan evaluasi kebijakan oleh pemerintah dan institusi terkait. Data tentang kemiskinan dapat memberikan panduan yang berharga dalam merancang program-program sosial dan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Kekurangan Definisi Kemiskinan Menurut BPS
Berikut adalah 4 kekurangan definisi kemiskinan menurut BPS:
1. Fokus pada Aspek Ekonomi
Definisi kemiskinan menurut BPS cenderung lebih fokus pada aspek ekonomi dari pada aspek sosial atau budaya. Hal ini dapat mengabaikan faktor-faktor non-ekonomi yang juga berkontribusi terhadap kondisi kemiskinan, seperti akses terhadap pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan partisipasi sosial.
2. Tidak Memperhitungkan Perbedaan Regional
Definisi BPS agak umum dan tidak memperhitungkan perbedaan regional dalam tingkat kemiskinan. Kondisi sosial dan ekonomi dapat sangat berbeda antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara wilayah yang berkembang dan wilayah yang sudah mapan. Oleh karena itu, definisi kemiskinan yang hanya menggunakan indikator nasional saja dapat mengaburkan realitas regional.
3. Tidak Menggambarkan Dimensi Multi-Dimensi
BPS terutama mengukur kemiskinan berdasarkan pada aspek pendapatan atau akses terhadap sumber daya ekonomi. Namun, kemiskinan juga memiliki dimensi multi-dimensi, termasuk pendidikan, kesehatan, keamanan sosial, dan partisipasi politik. Definisi yang lebih holistik dan inklusif diperlukan untuk melihat kemiskinan sebagai suatu kondisi yang kompleks.
4. Tergantung pada Data Statistik
Definisi kemiskinan menurut BPS tergantung pada data statistik yang dikumpulkan secara periodik. Data ini dapat memiliki keterbatasan dan kesalahan pengukuran, yang dapat mempengaruhi akurasi dan keandalan definisi kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang terus-menerus untuk meningkatkan kualitas data dan metode pengukuran.
Frequently Asked Questions (FAQ) tentang Definisi Kemiskinan Menurut BPS
1. Bagaimana BPS menentukan Garis Kemiskinan?
BPS menentukan Garis Kemiskinan berdasarkan pada upah minimum yang dihitung dengan menggunakan rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan perumahan.
2. Bagaimana Indeks Kesenjangan dapat mengukur tingkat ketimpangan dalam kemiskinan?
Indeks Kesenjangan mengukur tingkat ketimpangan dalam kemiskinan dengan menghitung selisih antara pengeluaran rata-rata penduduk miskin dan Garis Kemiskinan. Semakin tinggi nilai Indeks Kesenjangan, semakin besar ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat.
3. Apakah Indeks Kedalaman Kemiskinan dapat menggambarkan tingkat keparahan kemiskinan?
Indeks Kedalaman Kemiskinan menggambarkan tingkat keparahan kemiskinan dengan mengukur rata-rata jarak antara pendapatan individu atau keluarga yang berada di bawah Garis Kemiskinan dengan Garis Kemiskinan itu sendiri. Nilai Indeks Kedalaman yang tinggi menunjukkan tingkat keparahan kemiskinan yang tinggi.
4. Apakah BPS mengupdate definisi kemiskinan secara reguler?
Ya, BPS mengupdate definisi kemiskinan secara reguler. Pengukuran kemiskinan dan metode perhitungan dapat direvisi sesuai dengan perubahan sosial, ekonomi, dan kebijakan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Secara kesimpulan, kemiskinan adalah kondisi di mana individu atau keluarga tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar. Definisi kemiskinan menurut BPS menggunakan indikator yang objektif dan terukur, seperti Garis Kemiskinan, Indeks Kesenjangan, dan Indeks Kedalaman Kemiskinan. Namun, definisi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Meskipun BPS fokus pada aspek ekonomi dan tidak memperhitungkan perbedaan regional, definisinya dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan evaluasi kebijakan. Indeks Kesenjangan dan Indeks Kedalaman Kemiskinan juga mendorong perhatian pada kesenjangan dan ketimpangan sosial. Namun, definisi ini juga tergantung pada data statistik yang dikumpulkan secara periodik dan tidak memperhitungkan dimensi multi-dimensi dari kemiskinan. Dalam upaya untuk mengatasi kemiskinan, perlu adanya koordinasi antara pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat untuk menciptakan kebijakan yang holistik dan inklusif.