Kurikulum, sebuah kata yang sering kali terdengar di dunia pendidikan namun mungkin masih abu-abu bagi sebagian orang. Nah, untuk memperjelasnya, mari kita simak pengertian kurikulum menurut para ahli.
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Ani Surayani, menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Sementara itu, menurut Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Maarif, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, kurikulum merupakan suatu dokumen yang berisi tentang tujuan, struktur, dan komponen pembelajaran yang akan diselenggarakan dalam suatu lembaga pendidikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah panduan utama dalam proses pendidikan yang mencakup berbagai aspek seperti tujuan, materi pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi. Semoga penjelasan ini dapat membantu memahami konsep kurikulum dengan lebih baik.
Pengertian Definisi Kurikulum Menurut Ahli
Kurikulum adalah suatu rencana dan pengaturan sistematis yang berisi tujuan, isi, dan cara pelaksanaan pembelajaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, ada beberapa definisi kurikulum menurut ahli yang perlu dipahami secara terperinci dan lengkap.
1. Definisi Kurikulum menurut Tyler (1949)
Menurut Tyler, kurikulum adalah suatu rencana yang terdiri dari tujuan, pengalaman belajar, dan penilaian yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tyler mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah dasar untuk merumuskan kurikulum, dan kurikulum harus dirancang berdasarkan kebutuhan siswa.
2. Definisi Kurikulum menurut Beauchamp (1980)
Beauchamp menyatakan bahwa kurikulum adalah segala sesuatu yang dipelajari oleh anak-anak, baik yang diorganisasi secara formal maupun non-formal. Dia menekankan pentingnya melihat kurikulum secara holistik, termasuk kegiatan di dalam dan di luar kelas serta pengalaman yang dialami siswa.
3. Definisi Kurikulum menurut Posner (1992)
Posner mendefinisikan kurikulum sebagai pengorganisasian pengalaman belajar dengan tujuan membantu siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dia menyoroti pentingnya memikirkan sejauh mana siswa dapat menginternalisasi materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan.
4. Definisi Kurikulum menurut Eisner (2002)
Eisner memandang kurikulum sebagai suatu konstruksi yang mencakup tujuan, isi, dan pendekatan pengajaran. Dia menganggap penting untuk mempertimbangkan tujuan non-akademik, seperti pengembangan kreativitas siswa dan kemampuan untuk menganalisis masalah secara kritis.
5. Definisi Kurikulum menurut Hilda Taba (1962)
Hilda Taba menyatakan bahwa kurikulum melibatkan perencanaan, pemilihan pengalaman belajar, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Dia menekankan pentingnya mengaitkan tujuan kurikulum dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta memperhatikan konteks sosial dan budaya.
6. Definisi Kurikulum menurut John Dewey (1916)
Menurut Dewey, kurikulum adalah bentuk kehidupan yang terorganisir, dimana masyarakat berusaha mengembangkan kemampuan individu dalam mencapai tujuan-tujuan yang dihargai oleh masyarakat sebagai keseluruhan. Dia menyoroti pentingnya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
7. Definisi Kurikulum menurut Ralph Tyler (1969)
Tyler menyatakan bahwa kurikulum adalah totalitas pengalaman belajar siswa dalam situasi yang dipilih dengan sengaja oleh sekolah. Dia mengemukakan bahwa kurikulum harus mencakup kebutuhan pribadi siswa, kebutuhan masyarakat, dan isi pelajaran yang relevan.
8. Definisi Kurikulum menurut Joseph Schwab (1962)
Schwab menganggap kurikulum sebagai apa yang disajikan kepada siswa untuk dipelajari melalui pengalaman yang direncanakan. Dia menekankan pentingnya mempertimbangkan interaksi antara guru, siswa, dan materi pelajaran dalam merancang kurikulum yang efektif.
9. Definisi Kurikulum menurut William Doll (1996)
Menurut Doll, kurikulum adalah proses aktif dan kompleks yang melibatkan pemilihan, organisasi, dan presentasi pengalaman belajar kepada siswa. Dia menyoroti pentingnya memahami konteks dan perspektif siswa dalam merumuskan kurikulum yang memiliki relevansi dalam kehidupan nyata mereka.
10. Definisi Kurikulum menurut Jerome Bruner (1960)
Bruner menyatakan bahwa kurikulum mencakup isi materi yang diajarkan dan cara penyampaian tersebut. Dia menekankan pentingnya merancang kurikulum yang memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan mereka melalui interaksi dengan materi pelajaran dan sesama siswa.
Kelebihan Definisi Kurikulum Menurut Ahli
Berikut ini adalah beberapa kelebihan definisi kurikulum menurut ahli:
1. Fleksibilitas dalam Mencapai Tujuan
Definisi-definisi kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli memberikan ruang bagi guru atau lembaga pendidikan untuk menyesuaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih spesifik dan sesuai dengan konteks lokal.
2. Berfokus pada Pengalaman Belajar Siswa
Ahli-ahli dalam definisi kurikulum cenderung menekankan pentingnya memperhatikan pengalaman belajar siswa. Dengan mempertimbangkan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi siswa, kurikulum dapat dirancang dengan cara yang memaksimalkan potensi belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar mereka.
3. Mendorong Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi
Definisi-definisi kurikulum juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan dan kompetensi siswa. Dalam merancang kurikulum, ahli-ahli ini meyakini bahwa siswa perlu dibekali dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja. Hal ini membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan masa depan.
4. Menyertakan Tujuan Non-Akademik
Berdasarkan definisi-definisi kurikulum oleh ahli-ahli seperti Eisner dan Taba, pentingnya menyertakan tujuan non-akademik dalam kurikulum ditekankan. Hal ini mendukung pengembangan siswa secara holistik, termasuk aspek sosial, emosional, dan kreatif. Kurikulum yang memperhatikan tujuan non-akademik dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh.
Kekurangan Definisi Kurikulum Menurut Ahli
Namun, seperti halnya dengan setiap pendekatan atau perspektif, definisi-definisi kurikulum menurut ahli juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Tidak Mempertimbangkan Konteks Lokal
Salah satu kelemahan dari definisi-definisi kurikulum ini adalah ketidakmampuannya untuk mempertimbangkan konteks lokal. Ketika merancang kurikulum, penting untuk melihat karakteristik unik lokal, seperti budaya, tradisi, dan kebutuhan siswa, yang mungkin tidak tercermin dalam definisi-definisi yang disajikan oleh para ahli.
2. Terlalu Teoritis
Bebberapa definisi kurikulum yang dikemukakan oleh ahli cenderung terlalu teoritis dan sulit untuk diterapkan dalam praktik. Definisi-definisi ini mungkin terlihat baik dalam teori, tetapi ketika datang ke implementasi konkret, mereka dapat menghadapi kendala dan tantangan yang sulit diatasi.
3. Tidak Menjamin Kesuksesan Pembelajaran
Penggunaan definisi-definisi kurikulum ini tidak menjamin kesuksesan pembelajaran siswa secara otomatis. Meskipun mereka memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk merancang kurikulum, faktor-faktor lain seperti metode pengajaran, kompetensi guru, dan kualitas sumber daya pembelajaran juga berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran.
4. Keragaman Pemahaman dan Interpretasi
Karena ada banyak definisi kurikulum yang dikemukakan oleh ahli yang berbeda-beda, hal ini dapat menyebabkan keragaman pemahaman dan interpretasi kurikulum di berbagai konteks pendidikan. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang konsisten dan efektif.
FAQ (Frequently Asked Questions) Tentang Definisi Kurikulum Menurut Ahli
1. Mengapa pengertian kurikulum menurut ahli sangat penting?
Pengertian kurikulum menurut ahli penting karena menggambarkan pandangan dan pemahaman yang mendalam tentang konsep kurikulum dari sudut pandang yang berbeda. Dengan memahami definisi kurikulum yang beragam, kita dapat mengembangkan perspektif yang lebih luas dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum.
2. Bagaimana cara memilih definisi kurikulum yang paling sesuai?
Memilih definisi kurikulum yang paling sesuai tergantung pada konteks dan tujuan pendidikan tertentu. Penting untuk mempertimbangkan karakteristik siswa, kebutuhan masyarakat, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kita dapat memilih definisi kurikulum yang paling relevan dan efektif.
3. Apakah definisi kurikulum tetap sama sepanjang waktu?
Tidak, definisi kurikulum dapat berkembang seiring waktu sesuai dengan perubahan dalam pendidikan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, perubahan sosial, dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi cara kita memahami dan merancang kurikulum.
4. Bagaimana mengintegrasikan tujuan non-akademik ke dalam kurikulum?
Mengintegrasikan tujuan non-akademik ke dalam kurikulum membutuhkan pendekatan yang holistik. Penting untuk menyertakan kegiatan, proyek, dan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan aspek sosial, emosional, dan kreatif mereka. Guru juga perlu menjadi panutan dan memberikan perhatian khusus pada pengembangan kompetensi non-akademik siswa.
Kesimpulan
Dalam pengertian definisi kurikulum menurut ahli, terdapat beragam pandangan yang memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep kurikulum. Meskipun ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam definisi-definisi tersebut, mereka memberikan kerangka kerja yang penting untuk merancang kurikulum yang efektif. Untuk mencapai hasil yang optimal, penting untuk memperhatikan konteks lokal, memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan menyertakan tujuan non-akademik dalam kurikulum.