Hai, Sobat pembaca! Dalam dunia yang dipenuhi tantangan, kesuksesan sering kali datang dari tekad dan kerja keras. Cerita ini mengisahkan perjalanan inspiratif Ara, seorang gadis ceria yang tidak hanya berambisi untuk meraih prestasi, tetapi juga menciptakan kebahagiaan dan persahabatan di sekelilingnya. Melalui klub sains yang didirikannya, Ara menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari penghargaan yang diperoleh, tetapi juga dari pengalaman, pembelajaran, dan hubungan yang terjalin. Mari kita ikuti langkah-langkah Ara dalam mengejar impian dan bagaimana ia mengubah tantangan menjadi peluang untuk berkembang. Temukan inspirasi dari kisahnya dan rasakan semangatnya dalam mewujudkan kesuksesan yang penuh arti!
Perjalanan Sukses Seorang Gadis Yang Mewujudkan Impian
Awal Mimpi Besar Ara
Hari itu, sinar matahari pagi menyinari kota kecil tempat Ara tinggal. Suara burung berkicau riang menambah keindahan pagi yang cerah. Ara, seorang gadis berusia enam belas tahun dengan senyum manis dan mata cerah, duduk di meja belajarnya dengan buku-buku berserakan di sekelilingnya. Dia adalah anak yang ceria, penuh semangat, dan memiliki impian besar. Sebuah impian yang membuatnya bertekad untuk sukses.
Sejak kecil, Ara telah memiliki ketertarikan besar pada dunia ilmu pengetahuan. Setiap kali guru menjelaskan tentang penemuan-penemuan besar di dunia, matanya selalu berbinar penuh rasa ingin tahu. Bagi Ara, dunia adalah tempat yang penuh dengan misteri yang siap untuk dijelajahi. Dan cita-citanya? Menjadi seorang ilmuwan yang dapat mengubah dunia melalui penemuan-penemuannya.
“Ya, aku akan menjadi ilmuwan!” gumam Ara sambil memandang poster besar di dinding kamarnya. Poster itu adalah gambar Marie Curie, seorang ilmuwan wanita terkenal yang menginspirasi banyak orang. Ara selalu merasa terhubung dengan sosok Curie. Keduanya sama-sama berambisi, berani menghadapi tantangan, dan penuh dengan semangat untuk mengejar mimpi.
Namun, perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mudah. Ara tahu bahwa ia harus belajar dengan keras. Setiap sore, setelah pulang sekolah, dia meluangkan waktu untuk belajar dengan tekun. Dia tidak hanya membaca buku, tetapi juga menonton video edukasi dan berpartisipasi dalam forum online untuk menambah pengetahuannya. Bagi Ara, belajar bukanlah beban, melainkan sebuah petualangan yang menarik.
“C’mon, Ara! Ayo bermain di luar!” teriak Mia, sahabat karibnya, dari luar jendela. Ara tersenyum mendengar suara Mia yang ceria. Mereka telah bersahabat sejak kecil dan selalu mendukung satu sama lain. Meskipun Ara sangat fokus pada studinya, dia tidak pernah melupakan pentingnya bersenang-senang dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
“Sebentar, Mia! Aku hampir selesai!” jawab Ara sambil menutup buku catatannya. Dia tahu bahwa bermain adalah cara yang baik untuk menyegarkan pikiran. Beberapa saat kemudian, Ara berlari keluar, bergabung dengan Mia dan teman-teman lainnya. Mereka bermain layang-layang di lapangan, tertawa ceria, dan berbagi cerita tentang mimpi-mimpi mereka.
Ketika malam tiba, Ara kembali ke mejanya. Dia melihat tugas-tugas yang belum dikerjakannya dan tersenyum. Setiap kali ia menyelesaikan tugas, ia merasa semakin dekat dengan cita-citanya. Di tengah kepenatan belajar, dia merasa bahagia, karena dia tahu bahwa semua usaha dan kerja kerasnya akan terbayar.
Dengan semangat membara, Ara menulis di jurnalnya: “Hari ini aku belajar tentang rumus fisika yang baru. Ini sangat menarik! Aku ingin menjadi seperti Marie Curie. Suatu saat, aku akan membuat penemuan yang bisa mengubah hidup banyak orang.” Setiap kata yang ditulisnya adalah pengingat bahwa impian itu bukan hanya sekadar angan, tetapi sesuatu yang bisa dicapai dengan kerja keras.
Saat Ara merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dia tersenyum, membayangkan masa depan yang cerah. Dia tahu, dengan usaha yang konsisten dan dukungan dari orang-orang tercintanya, tidak ada yang tidak mungkin. Dalam benaknya, kesuksesan bukan hanya tentang prestasi akademis, tetapi juga tentang menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.
“Besok adalah hari baru untuk belajar dan berusaha!” ucap Ara dalam hati, sebelum menutup mata. Di luar, bintang-bintang bersinar cerah, seolah memberi semangat untuk perjalanan panjangnya menuju kesuksesan yang ia impikan.
Langkah Pertama Menuju Kesuksesan
Pagi itu, aroma kopi yang sedap mengepul dari dapur menyambut Ara saat ia membuka matanya. Hari itu adalah hari yang istimewa hari pengumuman hasil ujian akhir semester. Ara melompat dari tempat tidur, bersemangat dengan harapan dan doa yang mengalir dalam hati. Dia menghabiskan beberapa minggu terakhir dengan belajar keras, dan sekarang saatnya untuk melihat hasil kerja kerasnya.
Setelah mandi dan mengenakan seragam sekolahnya, Ara menatap cermin. Dia mengatur rambutnya dan tersenyum, bertekad untuk menjalani hari dengan semangat positif. “Apapun hasilnya, yang terpenting adalah usaha,” bisiknya pada diri sendiri. Ara melangkah keluar rumah dengan rasa percaya diri, menyapa ibunya yang sedang menyiapkan sarapan.
“Selamat pagi, Nak! Sudah siap untuk pengumuman hari ini?” tanya Ibu dengan senyum hangat. Ara mengangguk, sambil mengambil roti bakar yang sudah disiapkan. Sarapan pagi itu terasa lebih lezat, seolah menyuplai energi ekstra untuk menghadapi hari yang menegangkan.
Setibanya di sekolah, suasana terasa berbeda. Semua teman-teman Ara berkumpul di sekitar papan pengumuman, berbicara penuh semangat tentang hasil ujian. Ara bisa merasakan detak jantungnya yang berdebar. Dia melangkah maju dan berdiri di samping Mia, sahabatnya, yang juga terlihat cemas.
“Bagaimana kalau hasilnya tidak seperti yang kita harapkan?” tanya Mia dengan nada khawatir.
“Jangan khawatir! Kita sudah berusaha sebaik mungkin. Yang terpenting adalah kita melakukan yang terbaik,” jawab Ara dengan optimis.
Ketika pengumuman akhirnya tiba, suasana di sekolah berubah menjadi hening. Semua siswa berbaris rapi, menantikan hasil yang akan diumumkan. Ara merasakan kegembiraan dan ketegangan sekaligus. Dengan napas dalam-dalam, dia bersiap untuk mendengar namanya.
Nama Ara disebut dan terdengar jelas di antara kerumunan. “Ara, nilai tertinggi di kelas!” teriak guru Matematika dengan bangga. Sorak-sorai pun terdengar riuh, teman-teman Ara bertepuk tangan dan memberikan selamat. Ara tidak dapat menahan senyumnya, wajahnya memerah, merasa bangga dan bahagia.
“Ya, aku melakukannya! Ini semua berkat usaha dan dukungan dari kalian!” jawab Ara sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya. Dia merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat Mia memeluknya dengan erat.
“Selamat, Ara! Kamu memang yang terbaik!” ucap Mia sambil menari kecil, mengekspresikan kegembiraannya.
Setelah pengumuman, Ara dan teman-temannya merayakan keberhasilan tersebut dengan berkumpul di taman sekolah. Mereka membeli es krim dan tertawa bersama, menghabiskan waktu dengan kebahagiaan yang tulus. Dalam momen itu, Ara menyadari betapa pentingnya memiliki teman-teman yang mendukung.
“Kalau kamu terus belajar seperti ini, nanti pasti jadi ilmuwan terkenal, lho!” kata salah satu teman, Dika, dengan penuh semangat.
“Dan kita semua akan bangga memiliki teman sepertimu!” tambah Mia dengan senyum lebar.
Senyum Ara semakin lebar. Dalam hati, dia berjanji untuk tidak hanya puas dengan satu pencapaian. Dia ingin terus belajar dan berkembang. Dia ingin menginspirasi teman-temannya untuk mengejar impian mereka juga.
Setelah perayaan kecil itu, Ara memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan sekolah. Dia ingin mencari lebih banyak buku tentang ilmu pengetahuan, terutama mengenai penemuan-penemuan terbaru. Dengan semangat yang berkobar, Ara berjalan menuju perpustakaan, membayangkan semua pengetahuan yang bisa dia dapatkan.
Di perpustakaan, suasana tenang dan nyaman. Ara berjalan menyusuri rak-rak buku, menyentuh sampul-sampul buku dengan lembut. Dia menemukan sebuah buku tentang eksperimen sains yang menarik, lalu duduk di sudut yang tenang untuk membacanya. Setiap halaman yang dibacanya membuatnya semakin bersemangat, membayangkan bagaimana dia bisa berkontribusi pada dunia ilmu pengetahuan.
Malam harinya, setelah pulang ke rumah, Ara mencatat semua impian dan rencananya dalam jurnal. Dia menuliskan tujuan-tujuan kecil yang ingin dicapai dalam waktu dekat, termasuk mengikuti perlombaan sains yang akan datang. Dengan hati yang penuh rasa syukur, Ara merenungkan hari yang penuh kebahagiaan itu.
“Ini baru awal, dan aku bertekad untuk terus melangkah,” pikir Ara sambil menutup jurnalnya. Tidur malam itu terasa nyenyak, dengan mimpi-mimpi indah yang menanti di depan. Kesuksesan hari ini hanya permulaan dari perjalanan panjang menuju impian yang lebih besar.
Menggapai Impian
Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Ara. Setelah dua minggu persiapan yang intens, hari perlombaan sains akhirnya tiba. Ara merasa semangatnya membara. Ia mengenakan kaos berwarna cerah dengan gambar atom di depannya, simbol semangatnya sebagai calon ilmuwan. Sebelum berangkat, ia melihat cermin dan tersenyum lebar. “Hari ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuanku,” pikirnya dengan percaya diri.
Ibu Ara sudah menyiapkan sarapan spesial nasi goreng kesukaan Ara yang penuh sayuran. Saat menyantap sarapan, Ibu memberikan semangat. “Ingat, Nak, yang terpenting adalah usaha dan semangatmu. Apapun hasilnya, Ibu sudah bangga padamu,” kata Ibu dengan senyum hangat. Ara merasakan cinta dan dukungan Ibu mengalir dalam dirinya, memberinya energi positif untuk menghadapi hari itu.
Setibanya di sekolah, suasana ramai dan ceria menyambutnya. Teman-teman Ara berkumpul di lapangan, membicarakan proyek sains mereka masing-masing. Mereka terlihat bersemangat, tetapi juga tampak sedikit cemas. Ara bergabung dengan mereka, saling berbagi tips dan strategi tentang presentasi yang akan mereka lakukan.
“Jangan lupa, kita harus saling mendukung. Kita semua bisa berhasil jika kita bekerja sama,” kata Mia, mengingatkan mereka semua. Ara mengangguk setuju. Ia tahu bahwa persahabatan dan kerja sama adalah kunci sukses di setiap perlombaan.
Setelah beberapa saat, panitia perlombaan memanggil semua peserta untuk berkumpul di aula. Suasana menjadi tegang saat mereka mengumumkan rencana perlombaan. Ara merasa jantungnya berdegup kencang saat namanya disebut untuk presentasi pertama. “Ini saatnya!” serunya dalam hati.
Dia melangkah ke panggung dengan percaya diri. Dengan senyuman yang cerah, Ara menyapa semua orang. “Selamat pagi! Nama saya Ara, dan hari ini saya akan mempresentasikan proyek saya tentang energi terbarukan!”
Dia mulai menjelaskan dengan penuh semangat, menggunakan grafik dan gambar yang telah disiapkannya. Ara berbicara dengan percaya diri, menjelaskan bagaimana energi terbarukan dapat membantu mengurangi polusi dan menyelamatkan bumi. Semua mata tertuju padanya, dan dia merasakan perhatian mereka. Setiap kali dia menjelaskan suatu konsep, Ara merasa semakin bersemangat.
Saat Ara menjelaskan tentang eksperimen yang dia lakukan, dia melihat beberapa teman sekelasnya tersenyum dan mengangguk. Mereka tampak mengerti dan tertarik pada ide-ide yang dia kemukakan. Ara merasa terinspirasi oleh dukungan mereka, yang semakin membuatnya bersemangat.
Setelah menyelesaikan presentasinya, Ara menerima tepuk tangan meriah dari penonton. “Terima kasih atas perhatian kalian!” serunya, sebelum melangkah mundur dengan rasa bangga. Setelah beberapa peserta lainnya selesai, juri mengumumkan bahwa mereka akan memberikan penghargaan untuk presentasi yang paling mengesankan.
Ketika waktu pengumuman tiba, Ara berdiri di antara peserta lainnya dengan rasa cemas dan harapan. Dia melihat teman-temannya berdiri di pinggir dengan senyum mendukung. Suasana di aula menjadi tegang dan penuh antisipasi.
“Penghargaan untuk presentasi terbaik tahun ini jatuh kepada… Ara dengan proyek tentang energi terbarukan!” suara juri menggema di seluruh ruangan. Suasana pun meledak menjadi sorakan dan tepuk tangan meriah. Ara terkejut dan tidak bisa menahan senyumnya. “Aku menang!” serunya dalam hati, merasakan kebahagiaan yang meluap.
Ara berjalan ke panggung dengan langkah ringan, menerima piala dari juri sambil mengucapkan terima kasih. “Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman dan guru-guru saya yang telah mendukung saya selama ini. Kesuksesan ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk kita semua!” Ara mengangkat piala dengan bangga, merasakan semangat kebersamaan di antara teman-temannya.
Setelah acara selesai, teman-teman Ara segera menghampirinya. Mereka saling berpelukan dan bersorak. “Selamat, Ara! Kamu benar-benar hebat!” ucap Mia sambil melompat kegirangan.
“Ini semua berkat kita semua! Kita telah saling mendukung dan belajar bersama!” jawab Ara sambil tersenyum.
Mereka memutuskan untuk merayakan kemenangan kecil ini di kafe favorit mereka. Sambil menikmati makanan ringan dan minuman, mereka bercerita tentang proyek masing-masing dan merencanakan eksperimen baru untuk tahun depan. Suasana penuh gelak tawa dan kebahagiaan, membuat hari itu semakin berkesan.
“Setelah ini, kita harus mempersiapkan proyek sains untuk tahun depan. Aku sudah punya ide!” kata Ara penuh semangat. Dia ingin terus belajar dan mengembangkan ilmunya lebih jauh.
Perayaan kecil itu membuat Ara menyadari bahwa kesuksesan bukan hanya tentang piala atau penghargaan, tetapi tentang perjalanan dan pengalaman yang diperoleh bersama orang-orang terkasih. Setiap tawa, setiap dukungan, dan setiap langkah maju adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri.
Malam harinya, Ara pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ibu menunggunya dengan senyum bangga di wajahnya. “Selamat, Nak! Ibu tahu kamu pasti bisa!” Ara memeluk Ibu dengan penuh rasa syukur.
“Ini semua berkat Ibu. Terima kasih telah selalu mendukungku,” jawab Ara dengan tulus. Dia tahu bahwa setiap usaha dan dukungan dari orang-orang tercinta adalah bahan bakar untuk meraih impian-impian selanjutnya. Tidur malam itu terasa lebih nyenyak, dengan mimpi-mimpi baru yang siap untuk dijelajahi. Kesuksesan hari ini hanya langkah awal dari perjalanan panjang yang penuh harapan dan impian.
Menciptakan Impian
Setelah perayaan kemenangan yang penuh sukacita, Ara merasa semangatnya semakin membara. Ia kembali ke rutinitas belajar di sekolah, namun kali ini dengan visi yang lebih jelas tentang masa depannya. Dalam hati, Ara bertekad untuk tidak hanya berhenti di satu penghargaan. Dia ingin mengeksplorasi lebih banyak hal dan membuat dampak positif di sekelilingnya.
Pagi itu, saat dia berjalan menuju sekolah, Ara melihat suasana segar di sekelilingnya. Burung-burung bernyanyi riang, dan sinar matahari memancarkan kehangatan yang membuat harinya semakin cerah. Ia merasakan semangat baru mengalir dalam dirinya, memotivasi setiap langkahnya. “Hari ini akan menjadi hari yang luar biasa!” pikirnya dengan optimis.
Sesampainya di sekolah, Ara segera menuju kelas. Di ruang kelas, suasana penuh kegembiraan menyambutnya. Teman-teman sekelasnya sudah menunggu dengan senyuman lebar. “Ara! Kami mendengar tentang kemenanganmu! Selamat!” seru Dika, salah satu teman dekatnya. Semua orang mengerumuninya, menyalami dan memberi ucapan selamat.
Setelah suasana tenang, Ara mengusulkan sebuah ide yang menggebu-gebu dalam pikirannya. “Bagaimana jika kita membuat klub sains di sekolah? Kita bisa belajar bersama dan melakukan eksperimen menarik! Aku ingin mengajak semua orang untuk terlibat!” ujarnya dengan antusias.
Semua mata tertuju padanya, penuh rasa ingin tahu. “Itu ide yang bagus, Ara! Kita bisa menjelajahi banyak hal!” sahut Mia, yang selalu mendukungnya. Beberapa teman lainnya pun menambahkan, “Ya! Kita bisa melakukan proyek-proyek kecil setiap bulan!”
Ara merasa semakin bersemangat. Dia segera merencanakan pertemuan pertama klub sains tersebut, dan membagikan brosur yang ia buat sendiri. Brosur itu berisi informasi tentang klub, tujuan mereka, dan daftar kegiatan yang akan dilakukan. Ara menginginkan klub ini tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga untuk bersenang-senang dan membangun persahabatan yang lebih erat.
Hari pertama klub sains pun tiba. Ara melihat wajah-wajah penuh antusiasme dari teman-temannya. Ruang kelas dipenuhi tawa dan obrolan, membuatnya merasa bangga dan bahagia. “Terima kasih sudah datang, semuanya! Mari kita mulai petualangan sains kita!” serunya dengan semangat.
Ara membagi kelompok dan memberikan proyek-proyek kecil untuk dilakukan bersama. Mereka memutuskan untuk membuat model sistem tata surya dari bahan daur ulang. “Dengan ini, kita bisa belajar tentang planet-planet dan bagaimana mereka berputar di sekitar matahari,” jelas Ara sambil menunjukkan gambar dan contoh bahan yang bisa digunakan.
Saat mereka bekerja bersama, suasana di dalam kelas menjadi penuh tawa dan canda. Ara merasa sangat bersyukur bisa berbagi momen-momen ini dengan teman-temannya. Setiap ide dan kontribusi dari mereka membuat proyek itu semakin menarik. Mia yang selalu kreatif bahkan menawarkan untuk melukis planet-planet dengan warna-warna cerah, sementara Dika bertanggung jawab untuk membuat bingkai dari karton.
Mereka semua bekerja sama dengan harmonis, dan tidak terasa waktu berlalu. Ketika proyek model tata surya selesai, Ara merasa bangga melihat hasil kerja keras mereka. “Kita telah berhasil! Ini adalah karya bersama kita!” serunya dengan wajah bersinar.
Malam harinya, Ara tidak bisa menahan rasa syukur dalam hatinya. Dia merenungkan bagaimana semua orang bersatu dalam menciptakan sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Di meja belajarnya, Ara menulis di jurnalnya: “Hari ini adalah salah satu hari terindah dalam hidupku. Kami tidak hanya membuat model, tetapi juga membangun persahabatan dan kerjasama.”
Sebulan berlalu, klub sains semakin berkembang. Mereka mengadakan pertemuan setiap minggu dan mengerjakan berbagai proyek. Di setiap pertemuan, Ara melihat semangat dan keceriaan di wajah teman-temannya. Rasa saling mendukung yang mereka bangun membuat Ara merasa bahagia. Mereka bahkan merencanakan untuk mengikuti lomba sains antarsekolah yang akan datang.
Satu sore, saat mereka sedang bersiap-siap untuk lomba, Ara mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Ternyata itu adalah Mia dan Dika yang datang berkunjung. “Kami punya kejutan untukmu!” seru Mia dengan penuh semangat. Mereka membawa beberapa snack dan minuman, serta banner yang bertuliskan “Selamat Berjuang, Ara!”
Ara terharu. “Kalian sangat baik! Terima kasih banyak!” katanya sambil memeluk mereka. Di tengah kebersamaan itu, mereka berbagi cerita dan pengalaman, tertawa lepas tanpa memikirkan hal-hal lain.
Hari perlombaan pun tiba. Ara merasa berdebar-debar namun penuh semangat. Dia tahu bahwa apapun hasilnya, perjalanan ini adalah yang terpenting. Ketika mereka tiba di lokasi perlombaan, keramaian menyambut mereka. Beberapa peserta lain sudah terlihat memamerkan proyek mereka, menciptakan suasana yang kompetitif namun menyenangkan.
Ara dan timnya mengatur proyek mereka dengan hati-hati. “Kita bisa melakukannya! Ingat, kita sudah bekerja keras untuk ini,” kata Ara kepada timnya, berusaha menyalakan semangat mereka. Saat nama mereka dipanggil untuk presentasi, Ara merasa seperti melangkah ke panggung kehidupan yang lebih besar.
Mereka menjelaskan dengan percaya diri, menunjukkan hasil kerja keras mereka dan berbagi pengetahuan tentang sains. Ara melihat antusiasme juri dan penonton saat mereka mempresentasikan proyeknya. Dia merasakan koneksi dan kepercayaan diri yang mengalir dari satu orang ke orang lainnya.
Ketika hasil perlombaan diumumkan, Ara tidak peduli apakah mereka menang atau tidak. Dia merasa sudah meraih kesuksesan dengan cara yang lebih berarti—membangun persahabatan, belajar bersama, dan mengalami kebahagiaan yang tak ternilai.
Akhirnya, mereka dinyatakan sebagai juara ketiga! Sorakan dan tepuk tangan mengisi ruangan, dan Ara bersama timnya berpelukan dalam kegembiraan. “Kita berhasil! Ini adalah kemenangan kita bersama!” teriak Ara dengan gembira, menyadari bahwa kesuksesan sejati terletak pada perjalanan yang mereka tempuh bersama.
Malam itu, saat kembali ke rumah, Ara berbaring di tempat tidurnya dengan senyum di wajahnya. Dia memikirkan semua yang telah terjadi dari kemenangan di perlombaan sains hingga membangun klub yang membuatnya dan teman-temannya lebih dekat. Dia tahu bahwa ini bukan akhir, tetapi langkah awal menuju impian-impian yang lebih besar.
Dengan semangat yang berkobar, Ara bertekad untuk terus belajar, terus berbagi, dan terus meraih impian. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Dia menutup matanya, memimpikan semua hal indah yang akan datang, dengan penuh rasa syukur atas setiap momen yang telah dilaluinya.
Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Ara mengajarkan kita bahwa impian dapat diwujudkan melalui kerja keras, ketekunan, dan keinginan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Setiap tantangan yang dihadapi bukanlah penghalang, tetapi peluang untuk belajar dan tumbuh. Mari kita ambil inspirasi dari semangat Ara untuk terus berusaha mencapai impian kita masing-masing, sembari tidak lupa untuk saling mendukung satu sama lain. Terima kasih telah membaca kisah inspiratif ini. Semoga cerita Ara dapat memotivasi dan memberi semangat baru dalam perjalanan hidup Anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya, dan selamat mengejar impian!