Meneladani Toleransi Sejak Dini: Cerita Wanda Dan Peringatan Hari Toleransi Di Sekolah Dasar

Hai! Selamat datang di cerita kami yang penuh inspirasi tentang toleransi dan persahabatan di kalangan anak-anak sekolah dasar! Dalam cerita ini, kita akan mengikuti petualangan Wanda, seorang gadis kecil yang penuh semangat dan kebaikan hati, dalam merayakan Peringatan Hari Toleransi di Sekolah Dasar Pelita. Di tengah acara yang penuh warna dan kegiatan menarik, Wanda dan teman-temannya menunjukkan betapa pentingnya saling menghargai dan memahami perbedaan di antara mereka. Temukan bagaimana semangat toleransi dan persahabatan bisa diimplementasikan sejak usia dini melalui pengalaman seru Wanda dan teman-temannya. Bacalah selengkapnya untuk menyaksikan bagaimana kejujuran, kebahagiaan, dan toleransi bisa menginspirasi kita semua dalam kehidupan sehari-hari!

 

Cerita Wanda Dan Peringatan Hari Toleransi Di Sekolah Dasar

Wanda Dan Teman-Teman Baru

Pagi hari di Sekolah Dasar Pelita, suasana penuh keceriaan menyambut datangnya hari baru. Di dalam kelas 1B, seorang gadis kecil dengan rambut cokelat panjang yang terikat rapi dalam kuncir kuda memasuki ruangan dengan senyum lebar di wajahnya. Namanya Wanda, dan dia adalah anak yang dikenal tidak hanya karena kepintarannya tetapi juga karena kebaikan hati dan toleransinya.

Wanda adalah anak yang sangat ceria dan penuh semangat. Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru, dan Wanda tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman barunya. Kelas 1B telah menerima beberapa murid baru dari latar belakang yang berbeda, dan Wanda sudah bertekad untuk membuat mereka merasa diterima dan nyaman.

Ketika bel berbunyi dan kelas dimulai, guru mereka, Bu Ratna, memperkenalkan Wanda kepada murid-murid baru. Wanda melihat beberapa wajah baru, termasuk Lily, yang baru pindah dari kota lain dan merupakan seorang Muslim, dan Samuel, seorang anak Kristen dari keluarga yang baru pindah ke kota mereka. Wanda tahu betul betapa pentingnya membuat teman-teman baru merasa diterima, jadi dia memutuskan untuk mengajak mereka berkenalan dengan cara yang menyenangkan.

Saat istirahat pertama tiba, Wanda melompat dari tempat duduknya dengan semangat dan mendekati Lily dan Samuel. Dia menyapa mereka dengan senyuman yang tulus. “Hai, aku Wanda! Selamat datang di kelas kami. Bagaimana hari pertama kalian?”

Lily dan Samuel, yang awalnya sedikit ragu-ragu, merasa lega dengan sikap ramah Wanda. Lily membalas dengan malu-malu, “Hai, Wanda. Aku Lily. Ini hari pertamaku di sini. Aku merasa sedikit cemas.”

Wanda segera merespons dengan semangat. “Jangan khawatir, Lily! Kita akan bersenang-senang di sini. Aku akan menunjukkan semua tempat menarik di sekolah ini. Ayo, kita mulai dengan kantin. Aku tahu tempat ini seperti taman permainan makanan!”

Sementara itu, Wanda berbalik kepada Samuel dan bertanya, “Dan kamu, Samuel? Apa yang kamu suka lakukan? Mungkin kita bisa menemukan beberapa aktivitas yang seru untuk dilakukan bersama.”

Samuel, yang sebelumnya merasa sedikit terasing, tersenyum lebar. “Aku suka bermain sepak bola. Apakah ada lapangan sepak bola di sini?”

“Pasti ada!” jawab Wanda. “Aku suka bermain sepak bola juga. Mari kita pergi bersama ke lapangan nanti. Aku yakin kita akan menjadi tim yang hebat!”

Hari pertama berjalan dengan penuh warna. Wanda tidak hanya membantu Lily dan Samuel beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru tetapi juga memastikan bahwa mereka merasa bagian dari kelompok. Dia mengajak mereka bergabung dalam permainan dan aktivitas, memperkenalkan mereka kepada teman-teman lamanya, dan berbagi cerita tentang berbagai kegiatan yang mereka lakukan di sekolah.

Selama makan siang, Wanda duduk bersama Lily dan Samuel. Mereka berbagi makanan dan cerita tentang keluarga mereka. Wanda dengan antusias mendengarkan cerita-cerita mereka dan menyadari betapa menariknya perbedaan yang mereka miliki. “Wow, Lily, ceritamu tentang hari raya Idul Fitri sangat seru! Dan Samuel, aku belum pernah mendengar tentang tradisi Natal di keluargamu. Kita benar-benar memiliki banyak hal menarik untuk dibagikan!”

Lily dan Samuel merasa sangat dihargai. Mereka menikmati makanan bersama dan tertawa tentang berbagai pengalaman mereka. Wanda membantu mereka merasa lebih nyaman dengan suasana baru dan mencerahkan hari mereka dengan keceriaan dan kebaikan hati.

Di akhir hari, ketika bel pulang berbunyi, Lily dan Samuel mengucapkan terima kasih kepada Wanda dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih banyak, Wanda. Kamu benar-benar membuat hari pertama kami jadi menyenangkan. Kami merasa lebih diterima berkatmu.”

Wanda tersenyum lebar. “Aku senang mendengarnya! Ingat, kita semua di sini untuk saling mendukung dan bersenang-senang. Kalian adalah teman-temanku sekarang, dan aku tidak sabar untuk menjelajahi banyak hal bersama!”

Ketika Wanda melangkah pulang dengan langkah ceria, dia merasa bahagia. Dia tahu bahwa persahabatan yang tulus dan toleransi adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan harmonis di sekolah. Hari itu adalah awal yang luar biasa untuk perjalanan persahabatan baru dan Wanda siap untuk melanjutkan petualangan ini dengan semangat yang tak pernah pudar.

 

Kegiatan Kelas Yang Membuka Hati

Kehidupan di Sekolah Dasar Pelita terus berlanjut dengan penuh keceriaan dan semangat. Setelah hari pertama yang penuh warna, Wanda kembali ke sekolah dengan energi positif yang sama. Pagi ini, guru mereka, Bu Ratna, mengumumkan bahwa mereka akan memiliki proyek kelas baru yang melibatkan semua murid. Proyek ini bertujuan untuk merayakan keberagaman budaya di kelas mereka dan mendekatkan satu sama lain melalui berbagai kegiatan.

Baca juga:  Cerpen Tentang Ibu: Kisah Mengharukan Keluarga Samuel

Wanda merasa sangat bersemangat dengan proyek ini. Dia tahu ini adalah kesempatan besar untuk menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan saling menghargai. Bu Ratna membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan tradisi atau kebiasaan dari budaya mereka masing-masing. Wanda berada di kelompok yang sama dengan Lily dan Samuel, dan dia sangat senang bisa bekerja sama dengan mereka.

Selama sesi perencanaan kelompok, Wanda, Lily, dan Samuel duduk bersama di meja di sudut kelas. Mereka memutuskan untuk mempresentasikan tentang tradisi perayaan dari masing-masing latar belakang mereka. Wanda mengusulkan, “Bagaimana kalau kita membuat poster besar yang menggambarkan berbagai perayaan dan tradisi yang kita miliki? Kita bisa menggunakan gambar dan tulisan untuk menjelaskan setiap perayaan.”

Lily, yang sebelumnya merasa cemas tentang presentasi, tersenyum. “Itu ide yang bagus, Wanda. Aku bisa membawa beberapa foto dan gambar dari perayaan Idul Fitri kami di rumah. Aku juga bisa menjelaskan beberapa kebiasaan khusus yang kami lakukan.”

Samuel mengangguk setuju. “Dan aku bisa menambahkan beberapa gambar dan cerita tentang Natal dari keluargaku. Kita bisa membuat poster ini sangat menarik dan informatif!”

Wanda bersemangat dengan ide itu. “Aku akan menambahkan beberapa gambar dan informasi tentang tradisi-tradisi yang kami rayakan di keluarga. Kita juga bisa membuat bagian khusus tentang makanan khas dari setiap perayaan!”

Dengan rencana yang sudah disepakati, ketiga teman baru ini mulai bekerja keras di proyek mereka. Mereka duduk bersama di meja belajar dan mulai menggambar, mewarnai, dan menempelkan foto pada poster besar. Setiap gambar dan tulisan mereka disusun dengan penuh perhatian, mencerminkan keindahan dan makna di balik setiap tradisi yang mereka bahas.

Sementara mereka bekerja, Wanda memperhatikan bagaimana Lily dan Samuel semakin merasa nyaman dan terbuka. Mereka saling berbagi cerita dan menjelaskan lebih dalam tentang kebiasaan keluarga mereka. Wanda merasa bahagia karena dia bisa membantu teman-temannya merasa diterima dan dihargai.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan proyek mereka semakin mendekati hari presentasi. Di kelas, semua kelompok mulai mempersiapkan presentasi mereka. Wanda, Lily, dan Samuel memastikan poster mereka siap dengan semua informasi yang diperlukan. Mereka juga berlatih menjelaskan setiap bagian dari poster dengan percaya diri.

Akhirnya, hari presentasi tiba. Wanda dan kelompoknya adalah yang pertama tampil. Mereka mempersembahkan poster mereka dengan penuh semangat, menjelaskan berbagai tradisi dan perayaan dari latar belakang mereka dengan antusias. Wanda menjelaskan dengan ceria tentang berbagai tradisi di keluarganya, sementara Lily dan Samuel juga berbagi dengan bangga tentang perayaan Idul Fitri dan Natal.

Selama presentasi, Wanda bisa melihat betapa terkesannya teman-teman sekelas mereka dengan penjelasan yang mereka berikan. Banyak murid lain tampak tertarik dan terinspirasi oleh informasi yang mereka sampaikan. Wanda merasa senang melihat teman-teman barunya merasa bangga dan dihargai oleh teman-teman sekelas mereka.

Setelah semua kelompok selesai, Bu Ratna mengajak seluruh kelas untuk berdiskusi dan berbagi pendapat tentang presentasi yang mereka lihat. Wanda dan teman-temannya mendapatkan banyak pujian atas usaha mereka dan presentasi yang sangat informatif.

Di akhir hari, Wanda, Lily, dan Samuel duduk bersama untuk merayakan keberhasilan mereka. Mereka merasa puas dengan kerja keras yang mereka lakukan dan bangga dengan hasil yang telah dicapai. Wanda tersenyum lebar kepada teman-temannya. “Aku sangat senang kita bisa melakukan ini bersama. Kita telah menunjukkan betapa indahnya keberagaman dan betapa pentingnya saling menghargai.”

Lily dan Samuel mengangguk setuju, merasakan kehangatan persahabatan dan kebaikan hati yang telah mereka bangun selama proyek ini. “Terima kasih, Wanda, untuk semua dukungan dan semangatmu. Kamu benar-benar membuat pengalaman ini menyenangkan dan berarti bagi kami.”

Wanda merasa bahagia. Dia tahu bahwa hari itu bukan hanya tentang menyelesaikan proyek, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dan saling menghargai. Dengan semangat dan keceriaan, Wanda, Lily, dan Samuel pulang ke rumah dengan rasa puas dan kebanggaan yang mendalam.

Hari itu, Wanda merasa semakin yakin bahwa persahabatan dan toleransi adalah hal yang sangat berharga. Dia berharap dapat terus membagikan kebaikan dan semangatnya kepada semua teman-temannya dan menjaga hubungan yang harmonis di sekolah mereka.

 

Festival Keberagaman

Hari-hari di Sekolah Dasar Pelita terus berlalu dengan penuh keceriaan dan kegiatan seru. Setelah sukses dengan proyek kelas yang menyoroti keberagaman budaya, Wanda dan teman-temannya mulai menantikan acara besar berikutnya: Festival Keberagaman Sekolah. Festival ini adalah acara tahunan di mana setiap kelas mempersiapkan berbagai pertunjukan, makanan, dan aktivitas untuk merayakan keanekaragaman budaya dan membangun rasa persatuan di antara siswa.

Baca juga:  Menjadi Teladan: Keceriaan Caca Dalam Aksi Sosial Yang Menginspirasi

Wanda merasa sangat bersemangat karena acara ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menunjukkan kreativitas, tetapi juga untuk lebih mempererat persahabatan antar siswa. Pada rapat kelas, Bu Ratna meminta setiap kelompok untuk memilih tema dan aktivitas untuk festival. Wanda dengan cepat mengajukan ide untuk membuat stan interaktif yang bisa mengedukasi teman-teman tentang berbagai tradisi dan kebiasaan dari latar belakang mereka.

“Bagaimana kalau kita membuat stan dengan berbagai permainan tradisional dari berbagai budaya?” Wanda menyarankan dengan penuh antusias. “Setiap permainan bisa mewakili budaya yang berbeda, dan kita bisa menjelaskan sejarah serta aturan permainan tersebut.”

Lily dan Samuel terlihat sangat antusias dengan ide tersebut. “Itu ide yang luar biasa!” Lily berkata dengan semangat. “Aku bisa membawa permainan tradisional dari budaya kami, seperti permainan ketapel dan lompat tali. Dan aku juga bisa membuat poster yang menjelaskan permainan tersebut.”

Samuel menambahkan, “Aku akan membawa permainan dari tradisi Natal seperti permainan tebak kata dan balap kelereng. Kita bisa mengatur stasiun permainan di stan kita dan mengundang teman-teman untuk ikut bermain.”

Dengan rencana yang telah disepakati, kelompok Wanda mulai mempersiapkan stan mereka. Mereka mengumpulkan berbagai bahan dan perlengkapan yang diperlukan, seperti papan permainan, kelereng, dan alat-alat lain. Wanda juga mulai mendesain poster yang menjelaskan sejarah dan aturan setiap permainan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Hari festival akhirnya tiba, dan Sekolah Dasar Pelita tampak sangat meriah dengan berbagai dekorasi warna-warni. Setiap kelas memiliki stan mereka sendiri, yang menampilkan makanan khas, kostum, dan aktivitas dari berbagai budaya. Wanda dan teman-temannya dengan semangat menyiapkan stan mereka dan menyambut teman-teman sekelas yang datang untuk bermain.

Stan mereka dipenuhi dengan kegembiraan. Anak-anak dari berbagai kelas datang untuk mencoba permainan yang ada, sambil mempelajari tentang budaya yang berbeda. Wanda, Lily, dan Samuel dengan ceria menjelaskan aturan permainan kepada pengunjung dan memberikan informasi tentang tradisi yang terkait.

Wanda melihat betapa senangnya anak-anak ketika mereka bermain permainan baru dan berinteraksi dengan teman-teman mereka. Salah satu momen yang paling menggembirakan terjadi ketika Lily dan Samuel mengundang teman-teman untuk berpartisipasi dalam permainan tradisional dari budaya mereka. Anak-anak terlihat sangat menikmati permainan ketapel dan balap kelereng, sambil tertawa dan bersenang-senang.

Ketika acara berlangsung, Wanda memperhatikan bagaimana beberapa anak yang biasanya pemalu mulai merasa lebih nyaman dan terbuka. Mereka mulai bergaul dengan teman-teman baru dan aktif berpartisipasi dalam permainan. Wanda merasa bahagia melihat semua orang terlibat dan merasakan kehangatan dari persahabatan yang terjalin.

Di tengah kesibukan festival, Wanda juga melihat bagaimana anak-anak dari latar belakang yang berbeda mulai berbicara dan bertukar cerita tentang budaya mereka masing-masing. Mereka tampak sangat antusias untuk belajar dan saling menghargai perbedaan yang ada. Wanda merasa sangat bangga karena acara ini tidak hanya merayakan keberagaman tetapi juga membangun rasa persatuan di antara semua siswa.

Saat matahari mulai terbenam dan festival mencapai puncaknya, Bu Ratna mengumpulkan semua siswa di lapangan untuk memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang telah berpartisipasi dengan luar biasa. Wanda, Lily, dan Samuel merasa sangat senang ketika mereka dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan khusus atas stan mereka yang paling informatif dan interaktif.

Setelah menerima penghargaan, Wanda dan teman-temannya merayakannya dengan sukacita. Mereka saling berpelukan dan tersenyum lebar, merasakan kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam. Wanda melihat sekeliling dan menyadari betapa pentingnya acara ini dalam memupuk rasa persahabatan dan toleransi di antara teman-teman mereka.

Ketika festival selesai, Wanda, Lily, dan Samuel pulang dengan perasaan puas dan bahagia. Mereka tahu bahwa acara ini tidak hanya tentang permainan dan makanan, tetapi juga tentang menciptakan momen berharga dan mempererat hubungan antar teman.

Malam itu, saat Wanda bersiap untuk tidur, dia merasa bersyukur atas pengalaman yang luar biasa yang telah dia alami bersama teman-temannya. Dia berharap bahwa semangat persahabatan dan toleransi yang mereka bagikan selama festival akan terus berkembang dan menyebar di seluruh sekolah.

Dengan senyum di wajahnya dan hati yang penuh kebahagiaan, Wanda menutup matanya dan membayangkan hari-hari berikutnya di Sekolah Dasar Pelita. Dia tahu bahwa dia akan terus berusaha untuk mempromosikan nilai-nilai kebaikan dan saling menghargai dalam setiap kesempatan yang ada.

 

Keberagaman Dalam Peringatan Hari Toleransi

Hari yang cerah di Sekolah Dasar Pelita kembali memancarkan keceriaan dan semangat, dan kali ini, suasana semakin meriah dengan datangnya Peringatan Hari Toleransi. Acara tahunan ini dirancang untuk merayakan keragaman dan saling menghargai di antara siswa dari berbagai latar belakang. Wanda, dengan penuh antusiasme dan semangat, bersiap untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang akan mengedukasi dan menginspirasi semua orang.

Kelas Wanda telah dipilih untuk memimpin sebuah presentasi tentang pentingnya toleransi di sekolah. Wanda, Lily, dan Samuel, yang telah bekerja sama selama Festival Keberagaman, diberi tugas untuk menyiapkan materi yang menarik dan mendidik. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah drama pendek yang menampilkan berbagai skenario di mana toleransi dan saling menghormati memainkan peran kunci dalam menyelesaikan masalah dan konflik.

Baca juga:  Cerpen Tentang Mahasiswa: Kisah Haru Bryan untuk Merawat Ibunya

Di pagi hari acara, seluruh siswa berkumpul di aula sekolah yang dihias dengan warna-warni dan poster-poster yang mengedepankan pesan toleransi dan persatuan. Wanda dan teman-temannya mempersiapkan panggung dengan dekorasi yang mencerminkan berbagai budaya, lengkap dengan bendera, gambar, dan simbol dari negara-negara berbeda. Wanda merasa bangga melihat hasil kerja keras mereka menjadi nyata.

Ketika waktunya tiba untuk presentasi, Wanda memimpin kelompoknya ke panggung dengan penuh percaya diri. Mereka mengenakan kostum tradisional dari berbagai budaya dan siap untuk memukau penonton dengan drama mereka. Panggung dipenuhi dengan ketegangan dan kegembiraan saat Wanda mulai memperkenalkan cerita mereka.

“Selamat pagi, teman-teman!” Wanda memulai dengan ceria. “Hari ini, kami ingin menunjukkan kepada kalian betapa pentingnya toleransi melalui drama pendek yang kami buat. Cerita ini menggambarkan bagaimana kita bisa belajar dan tumbuh bersama meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda.”

Drama yang mereka tampilkan mengisahkan tentang sekelompok teman yang berasal dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Mereka menghadapi tantangan dan konflik, tetapi dengan saling mendengarkan dan menghargai pandangan satu sama lain, mereka mampu menemukan solusi yang adil dan harmonis. Setiap adegan diakhiri dengan pesan tentang pentingnya berbicara dengan jujur, mendengarkan dengan empati, dan menghormati perbedaan.

Penampilan Wanda dan teman-temannya disambut dengan tepuk tangan meriah dan pujian dari teman-teman sekelas dan guru. Bu Ratna, yang terlihat sangat bangga, memberikan pujian khusus kepada Wanda dan kelompoknya. “Kalian telah melakukan pekerjaan yang luar biasa!” kata Bu Ratna. “Drama kalian tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan yang sangat penting tentang toleransi dan persahabatan.”

Setelah presentasi, acara dilanjutkan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan siswa dari semua kelas. Ada berbagai stan yang menampilkan makanan khas dari berbagai negara, permainan tradisional, dan aktivitas seni yang menggambarkan kekayaan budaya yang ada di sekolah. Wanda dan teman-temannya turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ini, membantu teman-teman lain untuk memahami dan merasakan kebudayaan yang berbeda.

Salah satu momen yang paling berkesan bagi Wanda adalah ketika dia melihat dua siswa yang sebelumnya jarang berbicara satu sama lain, kini berinteraksi dengan penuh kegembiraan di salah satu stan makanan. Mereka saling bertukar cerita tentang makanan tradisional mereka dan berbagi resep yang mereka bawa dari rumah. Wanda merasa senang melihat bagaimana kegiatan ini dapat menyatukan orang-orang yang berbeda dan mendorong mereka untuk saling menghargai.

Setelah acara selesai, Wanda bersama teman-temannya berkumpul di lapangan untuk merayakan keberhasilan acara dan berbagi pengalaman mereka. Mereka berbicara tentang momen-momen yang paling mereka nikmati dan bagaimana mereka merasa lebih dekat dengan teman-teman mereka setelah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Wanda merasa sangat bahagia dan puas dengan hasil dari acara tersebut. Dia menyadari bahwa meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang dan budaya yang berbeda, mereka semua memiliki banyak kesamaan dan dapat belajar banyak dari satu sama lain. Peringatan Hari Toleransi telah membuktikan bahwa dengan saling menghargai dan berbagi, mereka dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh kasih.

Saat matahari mulai tenggelam dan langit berubah menjadi oranye keemasan, Wanda pulang dengan hati yang penuh rasa syukur. Dia tahu bahwa acara tersebut tidak hanya merayakan keberagaman tetapi juga memperkuat ikatan persahabatan dan toleransi di antara semua siswa.

Dengan senyuman lebar di wajahnya, Wanda memikirkan tentang semua pengalaman luar biasa yang telah dia alami di Sekolah Dasar Pelita. Dia berharap bahwa semangat toleransi dan saling menghargai yang telah mereka tunjukkan akan terus berlanjut dan menyebar ke seluruh sekolah, menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih harmonis untuk semua orang.

Malam itu, sebelum tidur, Wanda berdoa agar mereka semua terus bisa berbagi kebaikan dan menciptakan momen-momen berharga bersama teman-teman mereka. Dia merasa beruntung bisa menjadi bagian dari komunitas yang penuh kasih dan peduli, dan dia berharap untuk terus berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih toleran dan penuh pengertian.

 

 

Demikianlah cerita mengharukan tentang Wanda dan bagaimana dia mengajarkan kita arti sejati dari toleransi dan persahabatan. Melalui perayaan Peringatan Hari Toleransi, kita tidak hanya belajar untuk menghargai perbedaan, tetapi juga merayakannya dengan penuh keceriaan. Semoga kisah Wanda bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama anak-anak dan keluarga, untuk terus memupuk semangat toleransi dan saling memahami dalam kehidupan sehari-hari. Teruslah menjalin persahabatan yang penuh rasa hormat dan cinta, karena itulah fondasi dari masyarakat yang harmonis dan bahagia. Selamat membaca dan semoga hari Anda penuh dengan kebahagiaan dan kebaikan seperti yang ditunjukkan dalam cerita ini!

Leave a Comment