Risiko, sebuah kata yang sering kali membuat kita merasa tidak nyaman. Tetapi, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan risiko menurut para ahli?
Menurut Peter F. Drucker, seorang ahli manajemen terkemuka, risiko adalah ketidakpastian yang menciptakan ancaman atau kesempatan. Artinya, risiko tidak selalu identik dengan hal negatif, namun juga bisa menjadi peluang bagi kemajuan.
Sementara itu, Walter Wriston, seorang ekonom dan bankir terkenal, mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan dari kerugian finansial. Menurutnya, risiko tak bisa dihindari sepenuhnya, namun bisa dikelola agar tidak berdampak terlalu besar.
Para ahli lainnya, seperti Morgen Witzel dan Charles R. Schwenk, juga memiliki pandangan masing-masing tentang risiko. Witzel menganggap risiko sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, sementara Schwenk menekankan pentingnya identifikasi risiko untuk meminimalisir kerugian.
Dengan beragam definisi tersebut, satu hal yang pasti: risiko adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan, baik dalam bidang bisnis, keuangan, maupun keputusan sehari-hari. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengenali, mengelola, dan memanfaatkan risiko untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengertian Risiko Menurut Para Ahli
Risiko adalah konsep yang penting dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, investasi, asuransi, dan keuangan. Berbagai ahli memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda dalam mendefinisikan risiko. Berikut adalah 10 pengertian risiko menurut para ahli terkemuka:
1. Peter L. Bernstein
Peter L. Bernstein, seorang penulis dan konsultan keuangan, mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang berbeda dari yang diharapkan, dan mencakup kedua sisi dampak positif dan negatif.
2. Frank Knight
Pelopor teori risiko dan ketidakpastian, Frank Knight, membedakan antara risiko dan ketidakpastian. Menurutnya, risiko adalah kemungkinan kejadian yang dapat diukur, sedangkan ketidakpastian adalah ketidakmampuan untuk memperkirakan kemungkinan hasil.
3. Nassim Nicholas Taleb
Nassim Nicholas Taleb, penulis “The Black Swan”, menggambarkan risiko sebagai perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang benar-benar terjadi. Menurutnya, risiko melibatkan ketidakpastian yang tidak dapat diprediksi atau diukur secara akurat.
4. Henry Mintzberg
Henry Mintzberg, seorang akademisi dan penulis, memandang risiko sebagai peristiwa yang dapat merusak keberhasilan organisasi. Menurutnya, risiko sering kali berkaitan dengan ketidaksepakatan antara pasokan dan permintaan.
5. Robert J. Shiller
Robert J. Shiller, seorang profesor ekonomi dan pemenang Nobel, mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian tentang tingkat pengembalian investasi. Ia percaya bahwa risiko terkait dengan fluktuasi harga yang tidak dapat diprediksi dalam jangka pendek.
6. Karl E. Weick
Karl E. Weick, seorang penulis dan profesor manajemen, menganggap risiko sebagai konstruksi sosial yang muncul dari tindakan dan interpretasi manusia. Menurutnya, risiko adalah fenomena yang tergantung pada persepsi individu.
7. David Rönnegard
David Rönnegard, seorang ahli manajemen risiko, mendefinisikan risiko sebagai gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Menurutnya, risiko melibatkan ancaman terhadap nilai dan keberlanjutan suatu organisasi.
8. John Adams
John Adams, seorang profesor risiko dan kebijakan di University College London, melihat risiko sebagai fenomena sosial yang berkaitan dengan pengambilan keputusan kolektif. Menurutnya, risiko sering kali terkait dengan penilaian yang salah dan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
9. Daniel Kahneman dan Amos Tversky
Daniel Kahneman dan Amos Tversky, dua ilmuwan terkenal dalam bidang psikologi, mengembangkan teori prospek yang menggambarkan risiko sebagai ketidakpastian yang dapat mempengaruhi persepsi nilai. Menurut mereka, orang cenderung menghindari risiko ketika berhadapan dengan keuntungan, tetapi cenderung mengambil risiko ketika berhadapan dengan kerugian.
10. ISO 31000
ISO 31000, standar internasional untuk manajemen risiko, mendefinisikan risiko sebagai efek ketidakpastian pada pencapaian tujuan. Menurut standar ini, risiko melibatkan identifikasi, analisis, dan penilaian kemungkinan dampak negatif dan positif.
Kelebihan Definisi Risiko Menurut Para Ahli
Berikut adalah 4 kelebihan definisi risiko menurut para ahli:
1. Memahami Aspek Positif dan Negatif
Berbagai definisi risiko oleh para ahli mencakup aspek positif dan negatif. Dengan demikian, tidak hanya memfokuskan pada potensi kerugian, tetapi juga pada peluang dan manfaat yang mungkin timbul.
2. Mengakui Ketidakpastian
Definisi-definisi risiko oleh para ahli sering kali mengakui ketidakpastian yang melekat dalam situasi yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya. Ini memungkinkan organisasi untuk menjaga kesiapan dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan yang tak terduga.
3. Mengaitkan dengan Tujuan dan Nilai
Risiko dalam konteks para ahli sering kali dikaitkan dengan tujuan dan nilai organisasi. Hal ini membantu dalam penentuan langkah-langkah mitigasi yang sesuai dan memastikan keberlanjutan dan kesuksesan organisasi.
4. Mendorong Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Definisi-definisi risiko yang lengkap dan terperinci membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan memahami risiko secara menyeluruh, organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman potensial, serta merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk menghadapinya.
Kekurangan Definisi Risiko Menurut Para Ahli
Berikut adalah 4 kekurangan definisi risiko menurut para ahli:
1. Subyektif
Pengertian risiko menurut para ahli cenderung bersifat subyektif karena mewakili pandangan individu atau kelompok tertentu. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan interpretasi dan kesulitan dalam mencapai pemahaman yang konsisten dan objektif.
2. Sulit untuk Diamati atau Diukur
Sifat abstrak dari risiko membuatnya sulit untuk diamati atau diukur secara obyektif. Beberapa aspek risiko, seperti risiko reputasi dan risiko operasional, sulit untuk diukur dalam nilai numerik yang konkret.
3. Tidak Mempertimbangkan Konteks
Definisi risiko oleh para ahli mencerminkan pemahaman umum, tetapi mungkin tidak mempertimbangkan konteks khusus dari suatu organisasi atau industri tertentu. Oleh karena itu, perlu penyesuaian dan penilaian ulang untuk menggambarkan risiko dengan tepat.
4. Tidak Menyertakan Aspek Psikologis dan Sosial
Banyak definisi risiko tidak memasukkan aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan manusia. Hal ini dapat membatasi pemahaman yang holistik tentang risiko dan dampaknya pada individu dan masyarakat.
Pertanyaan Umum tentang Definisi Risiko Menurut Para Ahli
1. Mengapa penting memahami risiko?
Mengerti risiko membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan menghadapi kemungkinan kerugian atau peluang yang mungkin terjadi. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, pengelolaan yang lebih efektif, dan keberlanjutan jangka panjang.
2. Bagaimana risiko dapat diukur?
Risiko dapat diukur dengan menggunakan berbagai metode seperti analisis statistik, penggunaan model matematika, dan penilaian subjektif berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Pendekatan yang tepat tergantung pada sifat risiko yang diamati.
3. Bagaimana cara mengurangi risiko?
Ada beberapa cara untuk mengurangi risiko, termasuk diversifikasi investasi, penggunaan asuransi, implementasi praktik manajemen risiko yang baik, dan peningkatan pemahaman dan kesiapan terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi.
4. Apa peran manajemen risiko dalam organisasi?
Manajemen risiko mencakup proses identifikasi, analisis, penilaian, dan pengendalian risiko. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif risiko dan memaksimalkan peluang positif. Manajemen risiko membantu organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan mencapai tujuan secara efisien.
Terkait dengan pengertian risiko menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa risiko melibatkan potensi kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan. Dalam menghadapi risiko, penting bagi organisasi untuk memahami definisi yang berbeda-beda serta mendapatkan pemahaman yang komprehensif terhadap risiko yang dihadapi. Dengan demikian, organisasi dapat merencanakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan risiko yang efektif dan berkelanjutan.