Halo teman-teman pembaca setia! Pernahkah kalian mendengar tentang ajaran Syiah? Apakah kalian penasaran mengenai sejarah, keyakinan, dan praktik dalam ajaran ini? Mari kita jelajahi bersama-sama untuk memahami lebih dalam mengenai ajaran Syiah, salah satu cabang besar dalam Islam yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan tradisi.
Pengertian Ajaran Syiah
Ajaran Syiah adalah salah satu cabang utama dalam agama Islam yang memiliki pandangan dan praktik keagamaan yang berbeda dengan Sunni. Kata “Syiah” sendiri berasal dari kata Arab “Shia” yang berarti “pengikut” atau “partai”. Dalam konteks Islam, Syiah merujuk kepada kelompok yang mendukung Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi.
Syiah meyakini bahwa Ali dan keturunannya, yang dikenal sebagai Imam, memiliki hak istimewa dan otoritas keagamaan yang diberikan langsung oleh Allah SWT. Mereka percaya bahwa Imam adalah pemimpin spiritual dan temporal yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga memiliki karisma dan kebijaksanaan yang diberikan secara ilahi.
Sejarah Dan Perkembangan Syiah
Sejarah Syiah dimulai sejak masa awal Islam, tepatnya setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Perselisihan mengenai siapa yang seharusnya menjadi penerus Nabi menjadi pemicu utama munculnya perbedaan antara Sunni dan Syiah. Kelompok yang mendukung Ali sebagai penerus dikenal sebagai Syiah, sementara mayoritas umat Islam saat itu mendukung Abu Bakar, sahabat dekat Nabi, yang kemudian dikenal sebagai Sunni.
Perpecahan ini semakin mengkristal setelah peristiwa Karbala pada tahun 680 M, di mana cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali, dan pengikutnya dibantai oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Peristiwa tragis ini menjadi titik balik dalam sejarah Syiah dan memperkuat keyakinan mereka mengenai pentingnya kepemimpinan Imam yang adil dan saleh.
Seiring waktu, Syiah terbagi menjadi beberapa sub-sekte, yang terbesar di antaranya adalah Syiah Imamiyah atau Syiah Dua Belas Imam, dan Syiah Ismailiyah. Setiap sub-sekte memiliki pandangan dan praktik yang sedikit berbeda, tetapi tetap berbagi keyakinan dasar mengenai kepemimpinan Imam.
Keyakinan Dan Praktik Syiah
Keyakinan utama dalam ajaran Syiah adalah doktrin Imamah, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah menetapkan serangkaian Imam sebagai penerus Nabi Muhammad SAW. Imam dianggap sebagai pemimpin yang ma’sum (terjaga dari dosa) dan memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai ajaran Islam.
Selain Imamah, Syiah juga memiliki beberapa keyakinan dan praktik khusus yang membedakan mereka dari Sunni, di antaranya:
- Wilayah Al-Faqih: Dalam absennya Imam Mahdi, Syiah Imamiyah meyakini bahwa ulama terkemuka memiliki otoritas untuk memimpin umat, konsep ini dikenal sebagai Wilayah al-Faqih.
- Ashura: Syiah memperingati peristiwa Karbala setiap tahun pada hari Ashura dengan cara berkabung, mengadakan majelis duka, dan memperingati pengorbanan Husain bin Ali.
- Mut’ah (Nikah Sementara): Syiah memperbolehkan praktik pernikahan sementara yang dikenal sebagai Mut’ah, yang bertujuan untuk mengatasi masalah sosial dan kebutuhan individu dalam kondisi tertentu.
Perbedaan Dengan Sunni
Perbedaan utama antara Syiah dan Sunni terletak pada pandangan mengenai kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sunni meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam harus dipilih melalui musyawarah dan kesepakatan komunitas, sementara Syiah meyakini bahwa kepemimpinan harus ditetapkan melalui garis keturunan Nabi yang telah ditunjuk oleh Allah SWT.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan dalam praktik ibadah dan hukum syariah antara Syiah dan Sunni, seperti dalam hal cara shalat, zakat, puasa, dan lain-lain. Namun, meskipun terdapat perbedaan, baik Syiah maupun Sunni tetap berbagi keyakinan dasar dalam ajaran Islam, seperti keesaan Allah SWT, kenabian Muhammad SAW, dan kewajiban menjalankan rukun Islam.
Ajaran Syiah menawarkan perspektif unik dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam. Dengan sejarah panjang dan tradisi yang kaya, Syiah menekankan pentingnya kepemimpinan spiritual yang adil dan saleh, serta menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Mempelajari ajaran Syiah dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai keberagaman dalam Islam dan membantu kita untuk lebih menghargai perbedaan yang ada. Mari kita terus belajar dan menggali ilmu tentang ajaran agama Islam dengan penuh kesungguhan dan rasa ingin tahu yang tinggi.